Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mungkin Saja Kesenangan sebagai Motif Jabatan

31 Januari 2023   20:05 Diperbarui: 20 Februari 2024   14:41 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para kades berunjuk rasa menuntut masa jabatan sembilan tahun (Sumber gambar: detik.com)

***

Indonesia Corruption Watch (ICW) sudah mengantongi data korupsi desa. Itulah salah satu alasan penolakan masa jabatan kepala desa sembilan tahun yang paling ampuh.

Jangankan di level atas, sedangkan di level bawah seperti desa memburu masa jabatan.

Kita tidak menganggap kesenangan sebagai kebenaran atau aksioma yang asal-usulnya dari hasrat. Boleh jadi, kesenangan tidak lebih dari kata-kata permulaan, tetapi ia sekaligus bergerak tanpa akhir. Meskipun pada tingkatan tertentu, bentuknya muncul dari permukaan yang berbeda, dimana kemiripannya yang bersifat mekanis memiliki keterkaitan dengan kegemaran dan kecanduan yang terinci dalam mesin ketidaksadaran (hasrat, libido) yang melebihi pikiran.

Dari titik tolak permukaan inilah, kata-kata mulai merenggut dan membangun kembali bahasa yang tidak mewakili atau merujuk pada dunia. Satu-satunya jalan bagi teks dan arus kesenangan ditambahkan teks pengetahuan untuk merujuk pada permukaan sebagai tanda lainnya seperti tanda produktivitas. "Anda yang menitip kata-kata menjerumuskan". "Saya mendengar kata-kata rayuan" meletakkan bahasa pikiran yang tidak direpresentasikan dari kata-kata itu sendiri.  

Kini, kata-kata nampaknya membutuhkan sedikit energi terakhir dari kekuatan retorika spontan yang memberikan umpan-balik bagi kesenangan lainnya melalui huruf demi huruf dan tulisan angka-angka yang tidak memiliki hubungan dengan seni dan kebencian. Berapa jumlah korban kesenangan yang buta di luar korban kebenaran bukanlah cara untuk menyingkap rahasia yang menyelimutinya dengan proses penyatuan dari kedua kekuatan yang berbeda.

Kesenangan akan muncul dan lenyap, tetapi bagi prasangka buruk dan kebencian seperti menguap begitu saja tanpa bekas. Jika kesenangan merupakan bagian dari diskursus, bukan kebencian, yang tidak dikendalikan dari dalam.

Kesenangan dengan segenap kebenaran dan paradoksnya datang dari kemampuan mengendalikan lingkaran dan hirarki sebagai konsekuensi penciptaan batas-batas yang tidak membatasi relasi bolak-baliknya, yaitu kegemaran dan kecanduan. Kedua energi tersebut sebagai pengecualian pada akhirnya kesenangan mencoba untuk keluar dari suatu penampilan yang tidak nyata menjadi 'selisih' bagi kelenyapan realitas yang berbeda.

Apa yang dimaksud kelenyapan realitas yang berbeda, misalnya pada saat Anda menonton peristiwa melalui media sosial, dimana Anda tidak sedang bermimpi, melainkan terjaga dengan selisih yang berbeda dalam kata-kata rayuan yang sama dan berulang-ulang.

Kesenangan terhadap yang nyata diantara sisi gelap dan kosong. Ia bukan sesuatu yang tidak nyata seperti kekayaan materi dari seseorang.

Setiap sesuatu yang mempesona setelah dimaterialisasi terjatuh dalam kemustahilan nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun