Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mungkin Saja Kesenangan sebagai Motif Jabatan

31 Januari 2023   20:05 Diperbarui: 20 Februari 2024   14:41 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para kades berunjuk rasa menuntut masa jabatan sembilan tahun (Sumber gambar: detik.com)

Pada kasus lain, seseorang mengkonsumsi obat saat sakit kepala menyebabkan kecanduan. Efek ganda akan terjadi dari kesenangan mengumpulkan bukanlah dari sebagian antara satu dengan lainnya, tetapi 'yang sama dalam keseluruhan' membawa implikasi atau efek yang berbeda, tidak terpikir dan tidak terukur.

Kesenangan membaca buku olahraga dan resep obat tidaklah serta merta berimplikasi pada kesehatan. Masa jabatan kepala desa mirip dengan tips berolahraga dan meminum obat yang baik. 

Mereka perlu 'selingan' dan 'selisih' dalam kesenangan. Secara paradoks, kita juga mesti berbicara bebas sesuai dengan cara berbicara secara lihai pada lawan untuk memperoleh kesenangan seadanya.

Sebagian orang berada dalam kesenangan untuk berbicara bebas, berkedok kebenaran dalam keadaan tertentu dengan cara mengeksploitasi kesenangan untuk menghujat subyek, simbol dan kata-kata. Kesenangan dengan tulisan yang menopangnya terpinggirkan tatkala kesenangan itu sendiri disamarkan melalui kecanduan dan kesibukan.

Pengaruh eksternal dalam kesenangan bukanlah kausalitas. "Dia berbicara sesuai dengan isi pikirannya." Dari titik tolak ini, berapapun jumlah kesenangan yang dilepaskan tidak memengaruhi benda yang tidak nyata. 

Mungkin kita dapat menghitung berapa jumlah obyek kesenangan. Katakanlah, mengumpulkan kartu berharga atau berlibur di suatu tempat, tetapi tidak mengukur esensi dari kesenangan itu sendiri.

Sebagaimana selera dan hasrat, kesenangan juga mempunyai rahasia tersendiri, sehingga esensi kesenangan berbeda dengan kata-kata yang diucapkan seseorang. Jika tuntutan masa jabatan kepala desa dimainkan oleh pihak tertentu, di situlah kesenangan yang menggiringnya.

Begitu pula cara memainkan kata-kata retoris akibat ketidakhadiran rujukan masa jabatan sembilan tahun di ruang bebas. 

Karena itu, kritik para kepala desa tidak lebih dari "mesin bunuh diri" pelan-pelan akan membatasi kecepatan dari kesenangan yang bersifat alamiah. "Mesin pembunuh" akan berubah menjadi paradoks kesenangan seiring dengan pilihan yang terakhir tidak berpikir ulang dari "kegalauan" memanfaatkan kepemerintahan desa.

Tetapi, saat keduanya menjadi obyek kesenangan sebelumnya bersifat alamiah berubah menjadi eksistensi tidak memiliki apa-apa lagi didalamnya. Mungkin kita tidak berada pada keadaan terdesak yang membuat pikiran tidak berkutik, kecuali keputusan genting atas nama kesenangan.

Hal ini, korupsi dan perlawanan sekaligus godaannya sebagai contoh begitu nyata di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun