Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskursus Kemiskinan

13 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 4 Maret 2024   16:11 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusatrasi  salah satu kondisi kemiskinan di Indonesia (Sumber gambar: detik.com)

Oleh karena itu, dari sebagian pandangan para ahli, bahwa kunci pengentasan penduduk miskin adalah pembenahan pembangunan pertanian dengan penyediaan tenaga kerja produktif yang seimbang ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat dan industrialisasi di perdesaan dengan menggunakan teknologi tepat guna serta pembangunan infrastruktur di perdesaan.

Berdasarkan data tersebut menandakan peristiwa perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin diantaranya disebabkan oleh lebih sulitnya menurunkan kemiskinan di perdesaan. Kita mengetahui, bahwa hampir dua pertiga penduduk miskin tinggal di perdesaan.

Dalam dua tahun terakhir, persentase penduduk miskin di perdesaan mengalami penurunan secara kuantitatif. Tetapi, bagaimana dengan Ayah, Ibu, dan Anaknya tidak lagi berhubungan dengan mesin kapitalis dan kaum pekerja, kecuali dalam pergulatan untuk memenuhi kebutuhan beras, ikan, daging, telur, susu, gula pasir, dan sebagainya kurang dari satu kali seminggu.

Kita bisa membayangkan satu keluarga mencoba menjanggal perutnya dengan hanya asap mengepul di dapurnya selama dua kali dalam seminggu demi melangsungkan kehidupannya yang tertatih-tatih.

Mereka tidak mengenal apa yang dimaksud dengan efisiensi, hemat atau istilah kencangkan ikat pinggang. Mie instan tidak memberinya perbedaan nafas penduduk miskin di perdesaan yang sama atau paling tidak memiliki kemiripan mengkonsumsi barang, obyek atau ilusi secara instan dari penduduk miskin perkotaan.

Orang-orang yang punya luas bangunan kurang 8 m2 per orang dan kurang atau sama dengan 8 m2 per orang. Di tempat lain atau rumah tetangga punya jenis lantai bangunan rumah berupa tanah, bambu, dan kayu murahan. Masih adakah luas dan jenis lantai rumah seperti itu?


Dari rumah yang sama, jenis dinding rumah berupa bambu, rumbia, kayu kualitas rendah, dan tembok tidak diplester. Ditambah dengan jumlah jenis fasilitas buang air hingg jumlah jenis penerangan lampu rumah tangga berupa listrik dan non listrik.

Berapa banyak rumah tangga dengan jumlah pakaian baru dibeli dalam jangka satu tahun: satu stel pakaian baru dalam setahun dan lebih dari satu stel pakaian. Kemudian, sumber penghasilan kepala rumah tangga: petani, luas lahan 0,5 Ha atau kurang, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, dan buruh perkebunan.

Belum lagi, rumah tangga yang diperhadapkan dengan tingkat pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/buta aksara/tidak tamat SD, hanya SD, tamat SMP/sederajat. Semuanya itu mengambarkan sebagian indikator rumah tangga miskin.

Yang kontras, kita bisa melihat di bawah kolong langit. Mereka tidak sepi untuk mengusap dahinya tanpa menggerutu memikirkan nasib hidupnya.

Tentu masih ada indikator kemiskinan yang tidak diperbicangkan. Kita juga tidak habis pikir tentang kemiskinan ekstrem memiliki kerawanan diri pribadi yang tercampakkan atau mengalami alienasi mental dan alienasi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun