Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskursus Kemiskinan

13 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 4 Maret 2024   16:11 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusatrasi  salah satu kondisi kemiskinan di Indonesia (Sumber gambar: detik.com)

Jika ada seorang atau kelompok yang berada mengatasi perbedaan diskursus akibat mereka tidak menerima manfaat program penanggulangan kemiskinan tanpa alasan yang jelas dan pasti, berarti mereka memungkinkan untuk mengajukan keberatan pada pihak pelaksana dan penerima manfaat program. Sebaliknya, dalam relasi diskursus antara pelaksana program dan seseorang atau kelompok penerima manfaat sudah tidak menerima lagi program karena ketidakhadiran indikator kemiskinan menandai perbedaan diskursus yang baru.

Pada suatu daerah terdapat seratusan jumlah penduduk miskin, karena B bukan penerima program, padahal ia termasuk kategori dari seratusan penduduk miskin menandai dirinya sebagai sumber perbedaan diskursus dengan A, C dan D. Jadi, dalam persfektif Foucaldian, relasi kuasa antara individu dan individu lainnya menciptakan realitas dirinya masing-masing. Pertanyaan yang muncul. Apakah antara satu orang dengan orang lainnya benar-benar masih berada dalam kemiskinan atau tidak?

Suatu diskursus akan mengalami perbedaan bukan sekadar pertimbangan akibat perbedaan karakteristik atau indikator kemiskinan. Tetapi juga perbedaan akibat yang silih berganti dan saling menghilang antara satu diskursus dengan diskursus lainnya.

Setelah terjadi pembentukan relasi kuasa yang menjaringnya, dimana ia mampu menyerap seseorang atau kelompok tertentu dalam penerima manfaat program kemiskinan, maka di situ akan dihubungkan dengan ketimpangan. Kekuatan diskursus yang baru menghilang dan muncul kembali dalam diskursus kemiskinan. Kemiskinan berbarengan dengan ketimpangan yang lain saat diskursus kemiskinan yang lama tidak tegak berdiri lagi.

Pembentukan diskursus akan mengatasi ketunggalan, homogenitas dan kepastian kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan diubah dalam kemajemukan dan perbedaan diskursus. Dari diskursus sebelumnya dibentuk dari ruang yang terisi ke ruang yang kosong dengan jangka waktu tertentu.

Sementara, permasalahan dan akar permasalahannya yang berbeda nampak beririsan pada ketimpangan sebagai bagian obyek pengetahuan yang dibentuk sesudahnya.


Setelah perhatian kita diarahkan pada pembentukan diskursus, kemiskinan, dan ketimpangan yang dimasukkan dalam relasi kuasa disipliner ilmu pengetahuan melalui angka-angka statistik. Data indikator yang dirilis oleh BPS dilihat berdasrkan persentase penduduk miskin Indonesia.

Meskipun jumlah penduduk miskin terus berkurang, kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia nampaknya masih jauh dari kecukupan. Rata-rata penduduk miskin hidup di wilayah perdesaan.

Masih dari sumber data yang sama, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada bulan sekian dan sebesar sekian persen (satuan jiwa), turun menjadi blablabla persen (satuan jiwa) pada bulan dan tahun sekian.

Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada bulan sekian dan tahun sekian sebesar blablabla persen (satuan jiwa), turun menjadi sekian persen (satuan jiwa) pada bulan dan tahun sekian.

Data yang ditampilkan tersebut menandakan disparitas kemiskinan perkotaan dan kemiskinan perdesaan masih relatif tinggi. Inilah mungkin sebuah struktur diskursus atau bahasa, yang bisa digunakan dalam dokumen yan baku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun