Listening to the wind of change
The world is closing in
Did you ever think
That we could be so close, like brothers
Cina pun juga bersesuaian dengan inspirasi lagu Wind of Change. Mereka ingin melakukan perubahan melalui 'sang reformis', 'sang arsitek perekonomian' atau Presiden yang bernama Deng Xiaoping.
Dia dikenal sebagai sosok 'pemimpin negeri Tirai Bambu' yang melakukan sintesa antara ideologi sosialisme dengan mereduksi doktrin komunisme dan unsur-unsur 'kapitalisme ekonomi pasar bebas' ala Cina.
Sehingga Cina menjadi salah satu negara dengan laju perkembangan ekonomi tercepat di dunia.
Kita mengetahui, bahwa masa pemerintahannya juga diwarnai dengan peristiwa berdarah yang terjadi di Lapangan Tiananmen Beijing tahun 1989.
Cina sadar, mereka hidup bukan lagi di zaman Dinasti Han (206 SM-220 M) sebagai peletak dasar dan sang pembangun "Jalur Sutera" (Silk Road), sekalipun terdapat utak-utak ulang dari pemimpinnya di era mutakhir. Sekarang, mereka percaya berada di zaman sibernetika.
Semirip fase dan zaman Cina menjelang akhir abad keduapuluh, "Tembok Berlin" runtuh berselang beberapa waktu bubarnya Uni Soviet.
Di lain tempat, "Tembok Raksasa Cina"-The Great Wall (difilmkan tahun 2016, lagi-lagi saya tidak menontonnya) masih tampak berdiri kokoh hingga saat ini.