Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Diam

16 September 2025   18:44 Diperbarui: 16 September 2025   18:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest

Saat Diam

Katamu...
Marahnya orang bijak bukanlah api,
melainkan senyum yang teduh di wajah sepi.
Saat kecewa memilih pergi,
bukan lari, melainkan menjaga hati.

Dalam diam, sabar kutanam perlahan,
ikhlas kupetik di ladang kesunyian.
Langkah menjauh bukan tanda kelemahan,
melainkan cara merawat jiwa dari kepedihan.

Rapuh yang menghilang, bukan menyerah,
hanya mencari makna di balik resah.
Kesunyian bicara dengan bahasa rahasia,
yang hanya dimengerti jiwa-jiwa terluka.

Katamu...
Segera simpan kecewa dalam dada,
daripada amarah membakar segalanya.
Seperti bulan setia di langit malam,
diamku adalah kemenangan paling dalam.

Blitar, 16 September 2025
Enik Rusmiati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun