Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukankah Sekuntum Bunga Pasti Akan Layu?

24 Juni 2021   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:38 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekuntum bunga (dok.pri)

Bukankah sekuntum bunga pasti akan layu? Meski engkau kirimkan sejuta rindu. Dalam bilangan masa yang telah berlalu. Menggugurkan kenangan satu persatu.

Dalam musim yang telah berganti. Angin tak lagi menyapa pada lelahnya hati. Menyusuri lembah-lembah hampa. Dari rasa yang tersisa.

Gerimis menjadi abadi dalam ingatan. Membasahi luka di ruang kenangan. Bayang-bayang yang semakin kelam.  Seperti bulan yang enggan mengisi malam.

Bukankah sekuntum bunga pasti akan layu? Meski doa memanjat tanpa ragu. Hanya sunyi yang selalu siap menanti. Di akhir perjalanan hidup ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun