Mohon tunggu...
Elfryanty Novita
Elfryanty Novita Mohon Tunggu... Pegawai BPS Kota Sorong

Suka dengan segala hal berbau analisis data, volunteering, Trainings, Projects, Reading Economics News. Di waktu luang suka mengecek kondisi ekonomi dan pasar saham. Penggemar K-Drama dan slogan hidup adalah" Be good for yoursef before you treat others nicely"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ponsel Oh Ponsel

24 Juli 2025   16:00 Diperbarui: 24 Juli 2025   13:54 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

             Aku benar-benar kesal. Nina jelek itu lagi-lagi merampok ponselku tanpa ijin pemiliknya. Dasar sepupu rese!Dia memang hobi menyambar barang-barangku tanpa babibu lagi. Prinsipnya, prinsip paling konyol dan tidak tahu diri menurutku,adalah "barangku barangku barangmu barangku". Ih, males banget nggak sih?Dia suka seenaknya. Berkali-kali aku memperingatkannya, bahkan mengancam akan mengacuhkannya sebulan. Namun dia cuma cengengesan nggak jelas dan memasang muka memelas paling menyedihkan. Ya ampun!Aku paling nggak tahan kalau dia begitu.

             Seharian itu aku berkeliling mencari sosoknya. Biasanya jam segini dia akan menelepon pacarnya. Saat ini, di rumahku, keluarga besar kami sedang berkumpul. Benar saja. Aku menemukan si tengil itu di teras samping sambil sibuk menelepon. Rautnya tampak tegang. Bibirnya merengut. Dia mondar-mandir gelisah. Aku mendekat. Kali ini aku akan menyemprotnya habis-habisan.

              Namun perasaan was-was menyerangku. Apalagi wajahnya kian menegang. Saat aku kian mendekat, suaranya makin meninggi.

              "Dasar brengsek elo, Yo!Beraninya elo mencari alasan membenarkan diri elo. Cuma cewek gila yang diam ngelihat pacarnya selingkuh. Kita putus!Putus!"

               Nina menutup telepon. Dia terlihat ingin membanting ponselku. Astaga!Itu tipe ponsel favoritku. Aku lebih mencintainya daripada ponsel yang dihadiahkan Eyang Kakung di ultahku yang kedelapan belas tahun.

              Nina berbalik. Aku bisa menyaksikan airmata menggantung di pelupuknya. Wajahnya sesaat kaget. Lalu berubah ceria.

             "Eh, sori banget, Tha. Gue pinjam hp loe bentar. Gue lupa bilang."

              Oke, aku maklum dengan short memory-nya yang parah. Saking parahnya, dia pernah lupa bawa alamat Tante Elsa di Kelapa Gading sampai kami berkali-kali memutar di kompleks itu. Pernah dia lupa hari itu Minggu. Dia terbangun kaget dan buru-buru berkemas untuk kuliah. Dia juga pernah lupa membawa buku tugas Kalkulus. Alhasil, Pak Rendi, dosennya mengamuk dan menerornya dengan setumpuk tugas yang harus dikumpul sebelum ujian mid semester. Aku sampai kerepotan dibuatnya. Meski begitu, aku sayang padanya dan mampu memaafkan semua kekurangannya.

            "Kenapa tadi?"Meski kesal, ada rasa iba menyusup di hatiku.

             Perlahan wajah Nina berubah sendu, seakan siap menumpahkan air mata. Dia menubrukku keras. Hampir aku limbung.

             "Rio, Tha. Ternyata dia itu cowok paling brengsek di muka bumi ini. Dia selingkuh dengan teman ceweknya. Katanya kami udah nggak cocok lagi. Dia brengsek, Tha!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun