Salah seorang murid padepokan bernama Brojosamusti, asal kampung seberang, selain memiliki wajah yang rupawan, ia adalah seorang pemuda yang trengginas. Cepat tanggap dalam menghadapi segala hal. Di samping itu ilmu kanuragan yang dimilikinya juga bisa diandalkan.
Bersama pemuda itu Nini Surkanti mengajarkan ilmu-ilmu silat warisan ayahandanya.Â
Dan bisa ditebak. Akibat sering bertemu dan berinteraksi, keduanya saling jatuh hati. Brojosamusti akhirnya memberanikan diri melamar Nini Surkanti.Â
Gayung pun bersambut. Nini Surkanti bersedia dipersunting oleh pemuda pujaan hatinya itu.
Melewati sekian tahun pernikahan, kehidupan rumah tangga mereka berjalan baik-baik saja.Â
Sampai suatu hari datang gadis itu. Gadis cantik bernama Roro Saruem.Â
*** Â
Pada awalnya Nini Surkanti sama sekali tidak menaruh curiga terhadap sikap dan perilaku suaminya. Meski kasak kusuk mulai terdengar. Bahkan beberapa siswa padepokan diam-diam kerap membicarakan hubungan istimewa antara Ki Brojosamusti dengan Roro Saruem--siswi baru itu. Tapi tak satu pun dari mereka yang berani melaporkan kepada Nini Surkanti.
Pada suatu malam di bulan purnama, Nini Surkanti tanpa sengaja memergoki suaminya tengah berada di dalam kamar Roro Saruem. Seketika amarah perempuan itu meledak tak terbendung.
"Biadab sekali kalian berdua!" Nini Surkanti mengamuk bak singa betina yang terluka. Ia mengobrak-abrik semua benda yang berada di hadapannya.
"Hentikan, Ni! Aku mengaku salah!" Ki Brojosamusti berusaha menenangkan istrinya. Tapi gagal. Tahu sendiri, bukan? Bagaimana perempuan jika hatinya sudah tersakiti? Ia bisa berubah menjadi gunung berapi yang siap memuntahkan lahar.