"Sepertinya aku harus segera pulang, Ir," ia beranjak dari tempat duduknya. melirik sekilas arloji di pergelangan tangan kanannya. Lalu setengah tersenyum ia menatap Irmina dan berkata,"Kau mau ikut, kan, Ir?"
Menggunakan kereta malam, ditemani Irmina, Riswan meluncur menuju desa tempat tinggalnya yang berjarak ratusan kilometer dari kota tempat ia menuntut ilmu. Dan mereka tiba di rumah menjelang dini hari.
Agak tak sabar Riswan mengetuk pintu.
Tak lama berselang terdengar seseorang menyeret langkah. Lalu muncul wajah perempuan dengan mata masih mengantuk.
"Satumi? Kau...?"
Riswan pun segera tanggap. Bergegas ia menerobos masuk ke kamar Ayahnya.
"Ayah! Hentikan rumor Santet itu sampai di sini!" Riswan berseru gemetar.
Seketika Haji Sadeli beranjak dari ranjangnya. Ia terkejut melihat Riswan yang muncul secara tiba-tiba.Â
Sementara itu, bayi merah yang tengah pulas di dalam ranjang mungil di sudut kamar--mendadak menangis tak kunjung henti.
***
Malang, 09 Juli 2018
Lilik Fatimah Azzahra