“Peb, Darsih adalah Dessy. Bagaimana kau, ini. Masa lupa nama lengkap kekasihnya sendiri? Dessy Priadarsihni,” Ibu menepuk pundakku sambil tertawa.
“Des...kamu jahat!” kali ini aku yang menggigit bibir. Merasa dipermainkan oleh kedua perempuan kesayangan.
Terdengar tawa Ibu dan Dessy berderai. Lalu tanpa memedulikanku, kedua perempuan berbeda usia itu berjalan beriringan menuju dapur. Menyiapkan makan malam.
Dari balik kelambu pintu, aku mengintip mereka---malu-malu.
***
Malang, 26 April 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!