Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Kota Negeriku

26 Agustus 2019   20:20 Diperbarui: 26 Agustus 2019   20:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IDN Times Jadi Ibu Kota Baru, Yuk Kenali Kabupaten Penajam Paser Utara

Hari ini kudengar dan kusaksikan bersama arakan awan tipis memayungi bumi. Kabar ibu kota negeriku akan pindah. Aku pun menyambut penuh suka cita.

Kusadari ibu kota negeriku saat ini adalah kota terpadat ke 4 di dunia. Tlah banyak torehan sejarah lara menghiasi perjalanan ibu kota negeriku. Dari dulu hingga kini kan kukenang selalu.

Lalu, daruratkah ibu kota negeriku harus beranjak? Aku tau itu tidak. Namun kuyakin akan kebaikan bakal menyelimuti setiap penjuru negeriku. Selagi darah berwarna merah, dan garuda dalam sanubariku, mesti tercurah hujan suka cita dari segenap penduduk negeri.

Apapun itu, tlah terhunjam semangat membangun negeri, meski ibu kota akan segera menapaki tempat terbaiknya. Segumpal asa pun telah coba kuukirkan bersama desir halus angin memeluk siluet senja, demi sambut ibu kota negeriku. Jayalah negeriku, jayalah bangsaku.

(Sungai Limas, 26 Agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun