Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Uang (Rasa Urup Puisiku #2)

5 Maret 2022   21:58 Diperbarui: 5 Maret 2022   22:04 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasa urup puisiku #2 dokpri

Bagaimana diri, tetap membara. Jadi terang dalam gelap. Jadi peta penentu arah. Saat motor kehabisan bahan bakar. Dan hidup tanpa dana. Beli makan pun tak mampu. Diminta puasa, tanpa batas kapan harus berbuka.

Cerita uang. Cerita saat dompet kosong. Melompong. Tuntutan banyak. Kewajiban harus. Wajib. Wajib dan wajib. Tapi tak mampu cukupi.

Seolah diri ini bodoh. Malas. Lemah. Tak lakukan apapun. Dikira tak usaha. Tiada greget juang. Seolah pasrah tanpa kuasa sat set. Melempem ayem. Tiada urup. Padam. 

Cerita uang. Jadi duka. Tak kuasa apapun. Tapi kuterus perjuangkan tiada lelah. Karena hidup bukan gratis. Semua harus bayar. Pakai duit.

Sekalipun hidup itu tak melulu urusan duit, tapi hidup tanpa duit adalah nonsen. Bohong besar yang tak butuh. Tak seorang manusia pun mampu jadi malaikat. 

Cerita Uang. Mudahkan meraihnya. Beri jalan memilikinya. Karena jiwa ini sakit saat sepeserpun tiada menemani. Tagihan menumpuk, dan tiada mampu mencukupi. Bisa bahagia model apa. Saat uang tak ada.

Malang, 5 Maret 2022

Ditulis oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun