Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Kopi

23 Desember 2020   20:27 Diperbarui: 23 Desember 2020   20:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Kopi (dokpri Eko Irawan)

puisi ini tak penting. Saat minta tolong, tak ada yang bantu. Galau jadinya. Karena ini menyangkut lapar. Dan sedari tadi hanya kopi kopi dan kopi. Itupun utang.

Kisah kopi ini. Biar menginspirasi. Sebuah kisah tentang sesuatu yang tak berarti. Tentang diriku yang tak penting. Ditolong tidak, sayangku seperti pengemis. Sang pengemis Puisi.

Banyak teman di meja makan. Saat uang bukan masalah. Tapi semua pergi, saat aku jatuh. Berkabar saja tidak. Tak ada uang, tak ada teman datang.

Titik terendah hidupku. Tak ada uang lagi. Siapa akan beli puisi, saat aku lapar. Saat aku tak punya. Tak ada yang bisa kubuat beli.

Aku jadi tahu, siapa teman temanku. Saat tak dibutuhkan, aku ditendang. Apalagi aku tak bisa mengajak mereka pesta. Saat menderita, banyak alasan jawabnya.

Kisah kopi. Mencoba semangat. Walau nanti panen diumpat. Siapa peduli. Ini sakitku sendiri. Bersahabat kekurangan. Terhimpit beban.

Semoga masih ada harap. Dalam segelas kopi. Semangat bahwa besok ada keajaiban. Ada perubahan.

Malang, 23 Desember 2020

Oleh Eko Irawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun