Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memastikan Kopdes Merah Putih jadi Skema Baru Membangun dari Desa

27 Maret 2025   14:54 Diperbarui: 28 Maret 2025   15:00 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret potensi komoditi pertanian di wilayah Sulteng. Menjadi potensi untuk dikelola Kopdes Merah Putih. (Dokumentasi Pribadi) 

Selain Kementerian Koperasi juga Kementerian Desa dan PDT, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga Badan Pangan Nasional. Meski untuk pembentukan Kopdes Merah Putih, leading sektornya adalah Kementerian Koperasi.

Dalam diskusi saya bersama pejabat OPD lingkup Pemprov Sulteng mengatakan, saat ini masih menunggu petunjuk teknis agar bisa bertindak sesuai aturan. Juga belum ada pertemuan lintas OPD dalam membahas persiapan dan skema pembentukan Kopdes Merah Putih di Sulteng.

Lewat petunjuk teknis, bisa tersosialisasi hingga ke tingkat institusi terbawah, terutama pemerintah desa. Di mana saat kepala desa mensosialisasikan esensi pembentukan Kopdes dalam musyawarah desa, bisa meminimalisir adanya resistensi akibat miss persepsi.

Seperti bagaimana posisi antara Kopdes Merah Putih dengan keberadaan BUMDes nantinya. Walau menurut Menteri Koperasi Budi Arie, Kopdes Merah Putih tidak akan menggeser keberadaan BUMDes, namun penting untuk dijelaskan. Agar masyarakat desa mendapat sosialisasi yang akurat dan merasakan manfaat pembentukan Kopdes.

Bagi desa yang BUMDesnya sudah berjalan dan memberi profit signifikan, tentu tidak ingin tergerus dengan adanya Kopdes Merah Putih. Karena itu perlu diberi kepastian, bahwa antara Kopdes dan BUMDes akan saling mendukung dalam membangun desa.

Demikian pula terkait penyesuaian karakteristik dan potensi dari masing-masing desa dalam pembentukan Kopdes Merah Putih. Ini juga penting, agar Kopdes Merah Putih yang berdiri di setiap desa dapat beroperasi secara berkelanjutan.

Tentu karakteristik dan potensi desa di wilayah pesisir berbeda dengan di wilayah  pengunungan. Walaupun kesamaannya adalah sama-sama mengelola komoditi yang   menjadi potensi disetiap desa tersebut.

Demikian pula karakteristik untuk desa terisoliir, berbeda dengan desa yang tidak terisolir. Dimana bagi desa terisolir yang tidak bisa dimasuki kendaraan roda empat, perlu disiapkan skema alternatif. Untuk kendaraan pengganti truk mobilisasi logistik desa.

Pembiayaan sebesar Rp 5 miliar per Desa untuk Kopdes Merah Putih, tentu bukan anggaran yang sedikit. Perjalanan waktu yang akan menguji mana Kopdes yang lebih siap dan berhasil sesuai target pemerintah.  Serta mana yang stagnan, karena perangkatnya tidak siap.

Tentu kita berharap pada saat peluncuran nantinya, seluruh desa yang ada di wilayah Sulteng sudah siap, sehingga bisa action dengan program tersebut. Jangan sampai ada desa yang tertinggal, hanya  karena tidak disiapkan dengan baik pembentukannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun