Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[PCB] Hujan Mengembalikan Ingatannya

8 Februari 2020   23:45 Diperbarui: 9 Februari 2020   00:57 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest/Kfaa Ali


Kisah sebelumnya

Bagian 12

"Ahhhh...." Ratih menutup kedua telinganya. Sambil duduk bertekuk lutut di pinggir ranjang perawatan, matanya nanar memandang jendela yang kain penutupnya berkali kali tersibak angin kencang.

Ketika kilat menyambar langit, Ratih benar benar ketakutan. Disertai suara petir yang silih berganti memecah kesunyian, dia berteriak histeris. Diiringi derasnya hujan, teriakan Ratih semakin menyayat dinginnya malam.

*****

Malam itu hujan mengguyur atap rumah sakit jiwa tempat Ratih dirawat. Hujan deras disertai angin kencang itulah menjadi alasan Juna masih bertahan di sana. Menunggu setidaknya sampai hujan reda. Sebab Juna sudah cukup dingin dengan kesendiriannya. Dia tak ingin lebih menggigil lagi ketika sampai di rumah.  

Sambil menikmati secangkir kopi hitam, Juna duduk di cafetaria rumah sakit yang tak jauh dari ruang perawat jaga. Sesekali diseruputnya kopi panas yang masih menampakkan uapnya. Sedang matanya terus menerus memandang ke luar pintu kaca.

"Pak... Pak Juna, Bu Ratih, Pak. Bu Ratih." Salah seorang perawat jaga berlari ke arah Juna dengan tergesa gesa. Tampak rambutnya yang tak karuan seperti habis di tarik paksa. Sedang bajunya sudah tak serapi sebelumnya.

"Ada apa, Mba?" Kecemasan tergambar dari wajahnya.

"Bu Ratih mengamuk lagi, Pak."

Tanpa mendengarkan penjelasan lebih lanjut, Juna pun langsung berdiri dari tempat duduknya lalu berlari ke arah kamar Ratih. Tak dipedulikannya lagi kopi hitam yang masih setengah di cangkirnya. Sedangkan perawat jaga juga ikut berlari di belakangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun