Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tiga Hal Utama yang Perlu Dipersiapkan Menghadapi Masa Pensiun

2 September 2020   20:46 Diperbarui: 5 September 2020   10:10 2579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pensiun. (SHUTTERSTOCK/polymanu) via Kompas.com

Pensiun adalah sebuah akhir yang pasti terjadi pada mereka yang berstatus karyawan atau pegawai. Pensiun itu menyangkut usia. Misalnya, PNS pada umumnya akan memasuki masa pensiun pada usia 58 tahun. Bagi yang menduduki eselon II ke atas, pensiunnya di usia 60 tahun. Para guru pensiun di usia 60 tahun, dosen pensiun di usia 65 tahun, kecualit guru besar.

Karyawan perusahaan negara dan swasta usia pensiunnya juga sekitar itu, tergantung kebijakan perusahaan masing-masing. Ada juga orang yang mengambil pensiun dini dari tempatnya bekerja karena alasan tertentu.

Tiga Persiapan Penting
Batas usia pensiun pasti akan datang. Waktunya pensiun pasti akan bertemu. Lalu, apa yang harus dipersiapkan? Yang namanya masa persiapan pensiun, lebih awal tentu lebih baik.

Semakin muda seseorang karyawan atau pegawai menyiapkan diri untuk masa pensiunnya, maka dia memiliki kecenderungan akan bisa menjalani masa tua dengan tenang.

Lalu, apa yang dapat dilakukan? Ada tiga hal utama yang mesti dipersiapkan ketika kita menghadapi masa pensiun itu, yaitu persiapan kesehatan, finansial, dan aktivitas. Ketiga hal ini adalah hal yang paling mendasar untuk memasuki masa pensiun dengan tenang dan jauh dari kekhawatiran. Mari kita bahas satu per satu.

Persiapan Kesehatan
Pertama, kesehatan. Mengapa perlu dipersiapkan faktor kesehatan ini? Faktor kesehatan menjadi sangat penting dipersiapkan sejak dini agar di masa tua, sebisanya, kesehatan tetap terjaga dengan baik.

Jika di masa muda orang berpola hidup yang bertentangan dengan upaya hidup sehat, maka kemungkinan di masa tua yang bersangkutan akan menderita sakit-sakitan. Apa yang  kita tanam di masa muda bisa kita petik di masa tua, bukan? Jadi, pencegahannya dilakukan sejak muda.

Tindakan atau perilaku hidup yang baik harus sudah dibiasakan sejak muda sehingga begitu memasuki masa pensiun, kesehatan masih tetap terjaga.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan adalah hal penting. Jangan menggampangkan dengan berpikir bahwa yang nanti, nanti sajalah. Mumpung masih muda yuk kita nikmati apa pun maunya kita. Bebas saja.

Dengan pola pikir seperti itu, banyak orang pada akhirnya merusak kesehatannya sendiri sejak masa muda dengan perilaku yang tidak baik secara terus-menerus, seperti menenggak minuman keras, merokok yang tiada putusnya, menjadi pecandu narkoba, dan sebagainya. Jelas saja perilaku yang menyimpang dari upaya hidup sehat ini sangat mungkin akan menyengsarakan si empunya di masa tua.

Selanjutnya, pada saat sudah pensiun pun aktivitas yang mendukung pola hidup sehat seperti berolah raga tetap harus dilakukan secara kontinyu. Hanya saja, olahraga harus disesuaikan dengan usia. Jangan memaksakan diri berolah raga yang menguras tenaga. Pilihlah olah raga yang membuat hati gembira dan bisa mengeluarkan keringat. Ada yang memilih gowes, jogging, dan sebagainya.

Persiapan Finansial
Kedua, finansial. Aspek keamanan keuangan saat pensiun tidak kalah pentingnya. Kendati mendapatkan tabungan pensiun yang sudah lama dikumpulkan, jumlahnya tentu jauh dari memadai. Oleh karena itu, persiapan finansial mesti dilakukan jauh-jauh hari bahkan begitu seseorang mulai bekerja.

Jangan sampai begitu memasuki masa pensiun baru berpikir tentang keamanan finansial. Akan sangat terlambat dan sulit mengatasinya. Selalu harus diingat, semakin bertambahnya usia, maka kecenderungan menurunnya tingkat kesehatan akan terjadi.

Oleh karena itu, persiapannya harus dilakukan sedini mungkin. Semakin awal mempersiapkan kebutuhan akan dana pada masa pensiun, semakin baik. Kita akan merasa aman secara finansial begitu masa pensiun berjalan.

Apa yang harus dilakukan? Banyak pilihannya. Misalnya, yang acapkali dilakukan yaitu menabung. Boleh dipilih tabungan berjangka. Perhitungkan, misalnya, pada saat kita memasuki masa pensiun, tabungan berjangka itu sudah jatuh tempo, kita sudah selesai melakukan pembayaran bulanannya.

Ada baiknya, begitu mulai memasuki masa pensiun kita sudah memiliki besaran uang yang cukup untuk hidup selama 10 tahun sejak pensiun.

Cara mudahnya, hitunglah kebutuhan minimal dalam sebulan. Maka, perhitungannya: kebutuhan per bulan x 12 (bulan) x 10 (tahun). Kita tinggal mengalikan dan akan ketemu besarannya. Itu baru hanya untuk kebutuhan hidup, belum termasuk jika sakit pengobatan yang membutuhkan uang yang cukup banyak.

Oleh karena itu, jalan terbaiknya adalah dengan mempersiapkan dana pensiun lebih awal. Kendati, misalnya, kita mendapatkan gaji sebagai pensiunan yang besarannya 75 persen dari gaji pokok, janganlah hendaknya itu diandalkan benar. Sebaiknya sediakan juga dana cadangan yang dilakukan melalui cara yang saya paparkan di atas untuk mengamankan masa tua.

Mereka yang tidak melakukan persiapan ini, seringkali mengalami kesulitan yang besar di saat menjalani masa pensiunnya. Bahkan, ada orang  yang terpaksa minta belas kasihan sahabat-sahabatnya karena kesulitan keuangan di masa pensiunnya. Saya sebenarnya prihatin sekali dengan keadaannya dan ini bisa menjadi pelajaran agar kita mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum masa pensiun itu tiba.

Satu lagi hal yang tidak kalah pentingnya, usahakanlah  untuk tidak membuat utang yang harus diangsur sampai dengan sesudah pensiun. Kini, dengan segala kemudahannya, ada bank yang berani meminjamkan dananya kepada pegawai dengan masa pencicilan sampai dengan usia 75 tahun. Untuk mengambil keputusan meminjam hingga di usia itu benar-benar mesti dipertimbangkan dengan matang risikonya.

Yang harus dipertimbangkan adalah kemampuan dalam mencicilnya ketika gaji pensiunan yang kita andalkan relatif kecil jumlahnya. Kalau sebagian atau bahkan hampir seluruh gaji dipakai untuk mencicil utang, bagaimana dengan kebutuhan hidup kita sehari-hari? Kita telah membuat diri kita sendiri melarat di usia tua.

Syukur-syukur ada pemasukan lain yang relatif besar yang bisa diandalkan dan konsisten sifatnya.  Katakanlah passive income yang kita peroleh dari rumah kost milik kita, perolehan pendapatan yang rutin dari bunga bank, dan sebagainya.

Akan tetapi, menurut saya, hal ini tetap saja riskan, apalagi dalam situasi ekonomi yang sulit. Maka, jalan yang baik untuk ditempuh adalah dengan mengikuti tabungan berjangka jauh-jauh hari, misalnya 15-20 tahun sebelum pensiun, sehingga ketika pensiun kita sudah memiliki dana yang cukup besar dan bisa diandalkan untuk menunjang kehidupan di masa tua.

Persiapan Aktivitas
Ketiga, aktivitas. Begitu seseorang memasuki masa pensiun bukanlah berarti ia harus istirahat total. Kalau hal itu dilakukan juga, maka semangat hidupnya akan hilang. Dalam sebulan-dua bulan pertama setelah pensiun, mungkin menjadi momentum menikmati masa bebas dari pekerjaan yang dipandang demikian mengikat dan bahkan menekan. Namun, setelah itu mulai terpikir hendak melakukan apa?

Maka, aktivitas pada saat pensiun itu seyogianya harus tetap ada. Tentu saja aktivitas dimaksud tak seperti saat masa masih bekerja dulu. Bisa dipilih pekerjaan yang tak tertalu membebani psikologi dan fisik kita.

Bahkan, seyogianya aktivitas tersebut bisa membuat kita merasa lebih hidup. Selama bekerja mungkin kita tak bisa menyisihkan waktu yang cukup untuk aktivitas kita yang sejatinya sangat ingin kita tekuni dan kembangkan. Nah, saat pensiun inilah kesempatan untuk mengembangkan hal itu secara intensif.

Seorang sahabat saya mengisi masa pensiunnya dengan menanam panili. Kebetulan ia memiliki lahan di belakang rumahnya seluas 7 are yang semuanya dimanfaatkannya untuk berkebun panili. Ia telah menekuni kegiatannya itu hampir setahun. Kelihatannya ia sangat menikmati pekerjaannya itu.

Ada lagi sahabat saya yang sarjana kehutanan. Begitu memasuki masa pensiun ia memilih berkebun kopi di desanya. Kebetulan ia memiliki lahan kebun warisan yang cukup luas untuk ditanami. Sekarang ia bebas mengeksplorasi lahan garapannya untuk memberikan hasil yang lebih baik.

Satu lagi sahabat saya yang pensiunan dosen sebuah perguruan tinggi negeri. Karena ia suka menulis, ia pun mengisi  hari-harinya dengan menulis  untuk koran dan di facebook. Di samping bisa menyalurkan hobinya, ia juga memperoleh pendapatan tambahan dari menulis dari koran di luar uang pensiun yang diperolehnya.

Prinsipnya adalah, jangan hanya berdiam diri saat pensiun. Lakukanlah aktivitas yang berguna, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Semasih diberikan kesehatan, kesempatan berbuat kebaikan di masa ini  sangat terbuka lebar bagi kita yang mau melakukannya.

Pilihan mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat luas, di desa atau di lingkungan, juga sangat bagus agar hidup menjadi lebih bermakna.

Itulah tiga hal yang perlu mendapat perhatian. Sudahkah Anda mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun?
(I Ketut Suweca, 2 September 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun