Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia. UMKM tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun, di balik peran strategisnya, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah manajemen sumber daya manusia. Salah satu isu krusial yang sering diabaikan adalah stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan.
   Stres kerja adalah kondisi tekanan yang dialami individu akibat tuntutan pekerjaan yang melebihi kemampuan atau sumber daya yang dimilikinya. Stres ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti beban kerja yang tinggi, tekanan waktu, hubungan antar rekan kerja yang kurang harmonis, atau kurangnya kejelasan tugas.
   Pada lingkungan UMKM, stres kerja seringkali lebih tinggi karena struktur organisasi yang sederhana, pembagian tugas yang tumpang tindih, serta keterbatasan sumber daya manusia dan finansial.
Dampak Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
   Stres kerja yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif terhadap kinerja karyawan, antara lain:
1. Penurunan Produktivitas
Karyawan yang mengalami stres cenderung mengalami kelelahan fisik dan mental, yang berdampak pada menurunnya produktivitas kerja.
2. Kesalahan dalam Pekerjaan
Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu konsentrasi, meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pekerjaan, bahkan dalam tugas-tugas yang rutin.
3. Penurunan Kepuasan dan Loyalitas Kerja