Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Emotional Intelligence, "Redefining Smart".

18 September 2021   03:00 Diperbarui: 26 September 2021   00:25 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Emotional Intelligence (EI) lebih penting dari pada Intelligence Quotient (IQ).

Beberapa orang berpikir bahwa emosi hanya berperan dalam situasi romantis atau dalam panasnya perkelahian fisik. Namun nyatanya, emosi ada di mana-mana: emosi membentuk keputusan kita, membantu kita memahami dunia, dan sangat penting dalam interaksi apa pun dengan orang lain.

Dalam buku Emotional Intelligence karya Daniel Goleman ini menjelaskan secara rinci apa dampak emosi pada kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bagaimana mereka dapat membantu kita, tetapi juga bagaimana mereka bisa  menyesatkan kita. 

Di sini juga kita akan menyoroti peran yang dimainkan oleh kecerdasan emosional dalam memungkinkan kita menggunakan emosi untuk menciptakan hasil positif dan menghindari situasi di mana mereka dapat membahayakan kita. Dan ini menjelaskan bahwa bagaimana kecerdasan emosional memungkinkan untuk menciptakan interaksi yang seimbang antara otak emosional dan otak rasional. Ini juga menunjukkan kepada kita bagaimana kapasitas ini dapat diperoleh dan diperluas.

Emotions are important; they help us learn new things, understand others and push us to take action.

Apakah emosi kita menahan kita? Apakah kita akan lebih baik jika emosi kita dihilangkan, dan kita menjadi makhluk yang tak berperasaan dan logis?

Faktanya, emosi sangat penting bagi kita karena mereka memberi kita keuntungan yang membantu kita menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna. Salah satu keuntungan tersebut adalah cara emosi membantu kita belajar dari ingatan kita.

Ketika otak kita menyimpan suatu pengalaman atau ingatan, itu tidak hanya mengumpulkan fakta saja. Itu juga mencatat perasaan kita dan perasaan ini membantu kita belajar dari pengalaman kita. Misalnya, jika seorang anak kecil menyentuh kompor yang panas, ia akan mengalami rasa sakit yang luar biasa. Lalu, pikiran untuk menyentuh kompor panas kembali di masa depan akan memberikan kepada  kenangan terhadap rasa sakit yang sebelumnya telah terjadi. Dengan demikian emosinya diharapkan akan mencegahnya untuk melakukan hal itu lagi.

Manfaat lain dari emosi adalah cara ia membantu kita untuk menafsirkan perasaan orang lain, yang dapat membantu dalam memprediksi tindakan mereka. Misalnya, bayangkan kamu berhadapan dengan seorang pria yang sedang marah. Dari bahasa tubuhnya---mungkin dia akan mengepalkan tinjunya atau suaranya yang keras ---yang itu bisa diketahui dengan melihat keadaan emosinya. 

Mengetahui hal ini, kamu dapat memprediksi tindakannya di masa depan; dia mungkin, misalnya, siap untuk memukul seseorang, dlsb. Keuntungan yang diberikan emosi kepada kita adalah dorongan untuk bertindak. kita membutuhkan mereka untuk bereaksi cepat terhadap suatu situasi. Seperti pria yang marah itu dari contoh sebelumnya. Jika kita merasa bahwa dia mungkin dekat dengan ledakan kekerasan, emosi kita akan membuat kita merasa terancam atau bahkan marah, sehingga mempersiapkan kita untuk bereaksi dengan cepat jika dia terlihat seperti hendak menyerang.

Orang yang kehilangan kapasitas emosinya juga akan kehilangan dorongan untuk bertindak. Misalnya, pada abad sebelumnya, banyak pasien psikiatri menjalani operasi otak yang disebut lobotomi, yang memisahkan dua bagian otak yang penting untuk pemrosesan emosi. Hasil dari operasi adalah pasien kehilangan inisiatif dan dorongan untuk bertindak, serta kehilangan sebagian besar kapasitas emosional mereka.

dokpri
dokpri

Sometimes our emotions can impede our judgment or make us act irrationally.

Emosi kita adalah alat yang penting untuk memahami dan berinteraksi dengan lingkungan. Namun, mereka juga terkadang bisa menjadi cacat dan dapat menggiring kita untuk melakukan kesalahan.

Salah satu kesalahan seperti itu terjadi ketika kita menjadi terlalu emosional. Untuk membuat penilaian yang baik, kita perlu berpikir jernih. Seperti pemain sulap, pikiran kita itu bisa menangani begitu banyak benda sekaligus. Dan ketika kita berada dalam keadaan emosi yang tinggi, pikiran kita dibombardir dengan pikiran-pikiran yang mengkhawatirkan dan gambaran-gambaran yang mengganggu. Dengan demikian, tidak ada ruang untuk pemikiran rasional dan penilaian kita menjadi kabur. 

Misalnya, ketika kamu merasa takut, kamu mungkin akan  bereaksi berlebihan terhadap situasi seperti itu, berpikir bahwa itu lebih berbahaya daripada yang sebenarnya. Inilah sebabnya ketika kamu takut, kamu mungkin mengira bahwa hantu sedang mengawasimu.

Kesalahan lain yang disebabkan oleh emosi kita adalah ketika kita bisa bertindak tiba-tiba sebelum kita memiliki kesempatan untuk menilai situasi dengan jelas dan akal yang jernih. Ketika informasi memasuki otak kita, sebagian kecil melewati wilayah yang bertanggung jawab untuk pemikiran rasional---neokorteks---dan langsung memasuki otak emosional. Jika ia menganggap informasi ini sebagai ancaman bagi kita, otak emosional dapat memicu kita untuk bertindak tiba-tiba, tanpa berkonsultasi dengan akal sehat kita. Emosi kita juga dapat mengarahkan kita untuk bertindak tidak rasional ketika kita dipengaruhi oleh respons emosional yang pernah membekas dipikiran kita.

Pikiran emosional kita bereaksi terhadap situasi di masa sekarang berdasarkan pengalaman masa lalu, bahkan ketika kondisinya telah berubah. Misalnya, seorang anak laki-laki yang diintimidasi secara fisik di sekolah mungkin akan tumbuh menjadi pria yang kuat, tetapi masih merasa terancam atau trauma oleh mantan penindasnya. Jadi meskipun emosi itu penting, mereka dapat mengendalikan pikiran kita dan mengganggu pemikiran rasional. Oleh karena itu, kita membutuhkan sesuatu untuk membantu mengelolanya secara efektif.

Emotional intelligence enables you to manage your emotions and leverage them to reach your goals.

Jadi bagaimana kamu bisa menggunakan kekuatan emosionalmu tanpa membuatmu kewalahan?

Kamu membutuhkan kecerdasan emosional, karena itu memungkinkan untuk mengenali dan mengelola perasaanmu tanpa dikendalikan olehnya.

Aspek pertama dalam kecerdasan emosional adalah mampu mengenali dan merasakan perasaan. Langkah ini sangat penting untuk dapat mengelola emosi. Studi menunjukkan bahwa orang yang tidak mampu mengenali perasaan mereka sendiri lebih rentan terhadap ledakan kekerasan. Setelah kamu dapat mengenali emosimu, kamu harus tahu dan mengerti apa yang menyebabkannya bisa seperti itu.

Seringkali perasaan kamu dalam suatu situasi tergantung pada bagaimana kamu memikirkannya. Misalnya, jika seorang temanmu melewatimu dijalan dan tidak menyapa, kamu mungkin langsung berpikir atau beranggapan bahwa mereka sengaja mengabaikanmu. Ini mungkin membuat kamu kesal atau bahkan marah. Tetapi, jika kamu berhenti untuk memikirkan tentang "mengapa dia tidak menyapa dan melewati begitu saja", kamu mungkin menemukan alasan lain yang membuatmu tidak terlalu kesal. Karena bisa saja temanmu itu tidak melihat karena mereka tenggelam dalam pikiran atau tidak berkonsentrasi pada sekelilingnya. itu bisa saja terjadi.

Ketika kamu mulai mengenali dan mengelola perasaanmu, Kecerdasan Emosional dapat membantumu berkonsentrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, bayangkan kamu perlu menulis makalah untuk Universitas, kamu tidak terlalu menyukai materi pelajaran dan lebih suka pergi ke festival film. Kecerdasan emosional dapat membantumu dalam mengelola berbagai perasaan ini. 

Meskipun materi pelajaran membuatmu bosan, kamu dapat mencoba melihatnya dari sudut pandang lain. Mungkin ada satu aspek dari subjek yang membuatmu antusias. Selain itu, mengetahui bagaimana festival film akan membuatmu merasa senang dan puas, kamu dapat menunda kepuasan dan menyimpan potensi kenikmatan itu sampai kamu punya waktu untuk melakukan itu. Siswa yang mengelola beban kerja atau permasalahan mereka dengan cara ini cenderung berhasil di sekolah meskipun mereka hanya memiliki IQ rata-rata.

/hospitalityinsights.ehl.edu
/hospitalityinsights.ehl.edu

Emotional Intelligence is the capacity that helps you navigate the social world.

Kecuali jika kamu tinggal di sebuah pulau, kecil kemungkinan kamu akan mengembangkan kehidupan yang bahagia hanya dengan mengelola pikiran kamu sendiri. Orang lain itu memainkan peran besar dalam eksistensimu, dan beranggapan hanya dengan mengelola interaksi sosialmu dengan mereka, kamu berharap dapat menjalani kehidupan yang memuaskan.

Sekali lagi, kecerdasan emosional dapat membantu dalam mencapai hal ini.

Kecerdasan emosional mendorong interaksi sosial yang baik karena dapatmembantu kamu untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Mengetahui bagaimana perasaan sendiri dalam situasi tertentu, dan  membantu juga dalam mengukur bagaimana perasaan orang lain di dalam lingkungan yang sama.

Kecerdasan Emosional juga dapat membantu kamu dalam melihat emosi orang lain dengan menganalisis tanda-tanda nonverbal mereka. Ini berarti Anda dapat menilai suasana hati seseorang hanya dengan melihat isyarat seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh mereka.

Misalnya, jika kamu melihat seseorang dengan wajah seputih seprai dan dengan mulut terbuka lebar, kamu mungkin akan menyimpulkan bahwa mereka terkejut. Terlebih lagi, kamu mungkin akan mengidentifikasi isyarat tersebut secara otomatis, tanpa usaha sadar.

Terlebih lagi, kamu mungkin akan mengidentifikasi isyarat tersebut secara otomatis, tanpa usaha sadar. Karena memungkinkan kamu untuk berempati dengan orang lain, kecerdasan emosional memungkinkan kamu untuk berperilaku dengan cara membangkitkan reaksi yang menguntungkan dari orang lain.

Misalnya, bayangkan kamu adalah seorang manajer sebuah perusahaan di mana salah satu anggota staffnya terus-menerus melakukan kesalahan yang sama. kamu harus memberi tahu dia tentang hal ini dan membuatnya berubah ataupun sadar, tetapi kamu harus melakukannya dengan cara yang benar. Jika kamu menyakiti perasaannya, dia mungkin menjadi marah atau defensif, dan kecil kemungkinannya untuk membuat perubahan yang kamu inginkan. 

Jika kamu berempati dengannya dan membayangkan bagaimana perasaannya, kamu dapat bertindak dengan cara yang membuatnya lebih bersedia untuk berubah. Secara umum, orang dengan Kecerdasan Emosional dapat mengembangkan bakat sosial seperti kemampuan untuk mengajari orang lain, menyelesaikan konflik atau mengelola tim staff. Dan bakat ini membantu mereka untuk menjaga hubungan di lingkungan sosial.

Emotional intelligence requires a balance between the emotional "feeling brain" and the rational "thinking brain."

Cara kita berpikir dan cara kita merasa itu saling terkait. Ini karena otak berpikir (tempat kita mengembangkan pikiran rasional kita) dan otak perasaan (tempat lahirnya emosi kita) saling terkait. Mereka dihubungkan oleh jalur saraf yang kuat. Kecerdasan Emosional kita bergantung pada penghubung antara otak pikiran dan perasaan, dan setiap kerusakan pada jalur saraf ini dapat menimbulkan defisit kecerdasan emosional. 

Misalnya, seseorang yang otak emosionalnya terputus dari otak berpikirnya akan berhenti mengalami perasaan. Kekurangan mereka di bidang ini akan mencakup hilangnya kesadaran diri emosional, yang merupakan komponen penting dari kecerdasan emosional. Bukti ini dapat dilihat pada pasien lobotomi. Setelah hubungan antara dua otak mereka terputus, mereka kehilangan kapasitas emosional mereka. 

Pengaturan diri emosional atau regulasi emosi bekerja dengan cara berikut : rangsangan, seperti ledakan keras yang tiba-tiba, akan sering membuat otak emosionalmu bekerja terlalu keras. Otak perasa akan secara otomatis menganggap stimulus sebagai ancaman, sehingga akan merespon dengan menempatkan diri dalam keadaan waspada.

Itulah bagusnya menggunakan otak berpikir untuk membantu mengatur proses ini. Setelah kita mendengar ledakan keras, otak emosional kita akan mengirimkan lonceng atau alarm yang berdering ke seluruh tubuh, sementara otak berpikir kita akan memeriksa stimulus untuk melihat bahaya apa yang ada. Jika tidak melihat bahaya, maka ia akan menenangkan otak dan perasaan, memungkinkan kita untuk berpikir jernih kembali. Inilah sebabnya mengapa kita tidak terus-menerus bereaksi berlebihan terhadap setiap suara yang tiba-tiba kita dengar.

Jika Anda memutuskan hubungan antara otak berpikir dan perasa, proses tadi tidak mungkin terjadi. Misalnya, pasien dengan kerusakan parah pada 'otak berpikir' akan mengalami kesulitan dalam mengatur perasaannya.

Emotional intelligence makes you healthier and more successful.

Apa kunci untuk menjalani kehidupan yang sukses dan bahagia ?

Kamu mungkin berpikir itu bisa terlaksana dengan IQ yang tinggi---bahwa orang-orang yang paling cerdas akan memiliki peluang terbaik untuk menjalani kehidupan yang bahagia. Namun jangan salah, Emotional Intelligence (EI) sama pentingnya dengan IQ yang tinggi dalam mencapai hal ini.

Bukti menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi lebih mungkin untuk sukses. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa murid dengan tingkat empati yang tinggi akan mendapatkan nilai yang jauh lebih baik daripada murid yang kurang empati dengan perbandingan IQ yang sama.

Murid yang dapat mengontrol impuls mereka juga akan lebih berhasil dibanding teman-temannya yang tidak. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Stanford University yang disebut "The Marshmallow Challenge" menguji kemampuan sekelompok anak berusia empat tahun untuk menolak makan cemilan. Bertahun-tahun kemudian, ternyata mereka yang mampu mengendalikan impuls mereka pada usia empat tahun terbukti unggul secara akademis maupun sosial sepanjang masa muda mereka.

Keberhasilan ini berlanjut ke dunia dewasa. Manajer yang lebih mahir secara sosial juga cenderung lebih persuasif. Terlebih lagi, kecerdasan emosional juga dapat membantu kita menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Hal ini dapat dianalisa dengan melihat stres. Ketika kita melewati masa-masa yang penuh tekanan, perasaan akan kita menjadi sangat tertekan karena tekanan darah kita meningkat. Ini membuat kita berisiko terkena serangan jantung. Stres juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang stres secara signifikan lebih mungkin terkena flu.

Namun, kecerdasan emosional dapat membantu kita terhindar dari bahaya stres. Ini karena jika kamu belajar untuk mengurangi perasaan stres seperti kecemasan dan kemarahan, kamu akan bisa mengurangi efek berbahaya perasaan itu pada kesehatan diri. Misalnya, dalam sebuah studi klinis, orang-orang yang telah menderita satu serangan jantung dilatih untuk mengelola kemarahan mereka, yang secara signifikan menurunkan risiko serangan lebih lanjut.

Mengingat dampak besar kecerdasan emosional pada kesuksesan dan kesehatan, sayangnya memang hanya ada sedikit penekanan pada keterampilan emosional dalam kurikulum sekolah pada umumnya.

The future of American society will depend on its children's emotional intelligence.

Kecerdasan Emosional yang baik dapat membuat orang bahagia dan sehat. Sebaliknya, kecerdasan emosional yang buruk dapat memiliki efek negatif di seluruh masyarakat. Misalnya, 3x lipat tingkat pembunuhan remaja AS antara tahun 1965 dan 1990 dapat dikaitkan dengan kondisi kecerdasan emosional yang buruk. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan kecerdasan emosional dapat menyebabkan "kenakalan "--- salah satu faktor utama dalam meningkatnya tingkat kejahatan.

Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa remaja yang melakukan kekerasan sulit untuk mengontrol impuls mereka dan juga sulit untuk membaca ekspresi wajah orang lain---kekurangan yang juga ditemukan pada pelaku kejahatan seksual. Pecandu narkoba juga menunjukkan masalah kecerdasan emosional. Misalnya, pecandu Heroin mengalami kesulitan dalam mengatur amarahnya.

Tidak diragukan lagi bahwa kesejahteraan anak ditentukan oleh kompetensi emosional. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas secara emosional juga akan menunjukkan tingkat yang tinggi. Ini dikonfirmasi oleh sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang cerdas secara emosional lebih baik dalam mengatur emosi mereka sendiri, menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah, lebih disukai oleh teman sebayanya dan digambarkan lebih mahir secara sosial oleh guru mereka.

Mungkin tidak mengherankan bahwa kecerdasan emosional anak sendiri juga terkait dengan kesejahteraannya. Anak-anak yang mengalami defisit dalam kesadaran diri, empati atau kontrol impuls berisiko mengalami masalah kesehatan mental dan cenderung memiliki lebih banyak masalah di sekolah.

Semua bukti ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional anak-anak sangat penting bagi masa depannya. Anak-anak hari ini akan menjadi orang tua, manajer, ataupun politisi di masa depan. Singkatnya, banyak yang akan memiliki dampak besar pada masyarakat di masa depan, dan akan membantu komunitas mana pun jika orang yang bertanggung jawab itu lebih berempati, pandai menyelesaikan konflik, dan tidak cenderung membabi buta dalam tindakan yang hanya berdasarkan sentimen belaka.

Memang beberapa faktor sosial yang sangat beragam bisa membentuk kesejahteraan masyarakat di masa depan, tetapi jelas kecerdasan emosional adalah salah satu yang paling berpengaruh.

8connectpeople.com/
8connectpeople.com/

There are several ways to boost your emotional intelligence.

Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa kecerdasan emosional dapat menuntun kita pada kehidupan yang lebih baik, kamu mungkin sekarang berpikir, Apakah kita bisa untuk meningkatkan atau mengembangkan Kecerdasan Emosional ?

Jawabannya adalah "bisa". Serangkaian latihan dapat membantu untuk meningkatkannya.

Jika ingin meningkatkan kesadaran diri dan pengelolaan diri, kamu dapat berlatih menggunakan inner dialog. Ini akan membantumu untuk mengidentifikasi dan mengenali perasaan diri.

Misalnya, jika sahabat memberi tahu semua orang, kecuali kamu tentang acara pernikahannya, kamu mungkin akan merasa kesal dan marah. Tetapi dengan inner dialog itu dapat membantumu untuk mengatasi hal ini. kamu harus bertanya pada diri sendiri, "Mengapa saya merasa kesal dan marah ? apa  karena sahabat saya sendiri memberitahu kepada semua orang terkait acara pernikahannya, kecuali saya ?!"

Sekarang, setelah mengidentifikasi perasaan dan penyebabnya, kamu dapat meredam gejolak emosional itu. kamu dapat mengatakan kepada diri sendiri, "Saya mungkin merasa diabaikan, tetapi mungkin saja dia tidak ingin mengganggu saya, karena mungkin dia tahu saya sedang sibuk Praktek Lapang untuk memenuhi tugas perkuliahan" Dengan cara ini, kamu mungkin bisa mengurangi gejolak emosional yang terjadi.

Jika kamu ingin meningkatkan empati, kamu dapat mencoba meniru bahasa tubuh orang lain. Ini berguna karena bahasa tubuh tidak hanya mengekspresikan emosi---tetapi juga membangkitkan emosi. Jadi misalnya, ketika meniru ekspresi fokus orang lain, mungkin itu akan mempengaruhi diri juga untuk bersikap fokus.

Jika kamu ingin meningkatkan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan berpikir lebih positif, ikuti saran ini :

Cara kamu menjelaskan keberhasilan dan kegagalan akan berdampak pada kemampuanmu untuk memotivasi diri sendiri. Untuk memotivasi diri, mulailah berpikir seperti ini : orang yang dapat meyakinkan diri sendiri bahwa kegagalan adalah sesuatu yang dapat mereka ubah, dengan salah satu cara yaitu "jangan menyerah". Karena ketika mereka terus mencoba dan bekerja keras sedemikian rupa, bahkan Alam Semesta sendiri merestui dan  percaya bahwa usaha ataupun tindakan yang maksimal akan menghasilkan hasil yang maksimal juga.

You can use emotional intelligence in all kinds of settings, from the office to your love life.

Kamu sekarang mungkin tahu sedikit tentang kecerdasan emosional. Tetapi kamu mungkin juga bertanya pada diri sendiri---"bagaimana sih cara  saya bisa menggunakan pengetahuan ini secara lebih praktis?"

Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu kamu untuk  menggunakan kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari.

Nasihat pertama adalah : Kamu dapat menghindari kesalahpahaman dalam suatu hubungan jika kamu mempertimbangkan cara yang berbeda antara pria dan wanita dalam menangani suatu emosi. Biasanya, anak perempuan dibesarkan untuk berbicara tentang perasaan mereka dengan lemah lembut, sementara anak laki-laki belajar untuk meminimalkan 'perasaan' karena mungkin hal itu bisa membuat mereka tampak rapuh.

Misalnya, jika pasangan wanita mengeluh tentang suatu masalah, reaksi pria mungkin akan langsung menawarkan suatu nasihat. Tapi ingat, hal ini bisa saja salah; Karena sering kali ketika seorang wanita mengeluh tentang masalah dia akan mencari validasi. Dia ingin pasangannya mendengarkan dan menunjukkan bahwa dia mengerti terkait masalahnya. Jadi solusinya Akan lebih baik jika ada suatu permasalahannya kita harus mendengarkan ceritanya terlebih dahulu  dengan seksama. Bukan malah dinasehati apalagi dibacakan kitab suci, tetapi alangkah baiknya kita coba untuk memahami.

Kamu juga bisa mengikuti saran ini. Jika kamu sangat kesal ketika terjadi suatu perselisihan, cobalah untuk beristirahat sejenak untuk menenangkan diri. Emosi yang kuat cenderung mendistorsi pemikiran sehingga kemungkinan besar kamu akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin akan kamu sesali nantinya. Karena itu, istirahat sejenak sangatlah membantu, karena di sana hanya ada ketenangan bukan kekacauan.

Saran terakhir adalah: jika kamu harus mengkritik seseorang, coba spesifiklah dan tawarkan sebuah solusi, perihal solusi itu dipakai atau tidak, itu hak mereka, tetapi setidaknya kita sudah bisa memberikan gambaran dan masukan untuknya. 

-

Emosi kita itu sangatlah penting karena berfungsi sebagai sumber orientasi yang sangat diperlukan dan bisa mendorong kita untuk mengambil suatu tindakan. Namun, mereka juga bisa membuat kita bertindak tidak rasional. Itulah mengapa kita membutuhkan kecerdasan emosional. Kecerdasan Emosional adalah seperangkat keterampilan yang memungkinkan kamu untuk mengenali dan mengelola suatu emosi---baik perasaan kamu sendiri ataupun perasaan orang lain.

Kecerdasan Emosional merupakan suatu faktor terpenting dalam membantu kita untuk menjalani kehidupan yang memuaskan. Dibandingkan dengan IQ, Kecerdasan Emosional ini adalah prediktor yang lebih baik untuk mendapatkan kesuksesan akademis, kinerja pekerjaan, dan kesuksesan serta kebahagiaan hidup. Tidak seperti IQ, kita dapat meningkatkan Kecerdasan Emosional kita sepanjang hidupnya.

~ .

 :

, . 2018.  . : .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun