Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Emotional Intelligence, "Redefining Smart".

18 September 2021   03:00 Diperbarui: 26 September 2021   00:25 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu mungkin berpikir itu bisa terlaksana dengan IQ yang tinggi---bahwa orang-orang yang paling cerdas akan memiliki peluang terbaik untuk menjalani kehidupan yang bahagia. Namun jangan salah, Emotional Intelligence (EI) sama pentingnya dengan IQ yang tinggi dalam mencapai hal ini.

Bukti menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi lebih mungkin untuk sukses. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa murid dengan tingkat empati yang tinggi akan mendapatkan nilai yang jauh lebih baik daripada murid yang kurang empati dengan perbandingan IQ yang sama.

Murid yang dapat mengontrol impuls mereka juga akan lebih berhasil dibanding teman-temannya yang tidak. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Stanford University yang disebut "The Marshmallow Challenge" menguji kemampuan sekelompok anak berusia empat tahun untuk menolak makan cemilan. Bertahun-tahun kemudian, ternyata mereka yang mampu mengendalikan impuls mereka pada usia empat tahun terbukti unggul secara akademis maupun sosial sepanjang masa muda mereka.

Keberhasilan ini berlanjut ke dunia dewasa. Manajer yang lebih mahir secara sosial juga cenderung lebih persuasif. Terlebih lagi, kecerdasan emosional juga dapat membantu kita menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Hal ini dapat dianalisa dengan melihat stres. Ketika kita melewati masa-masa yang penuh tekanan, perasaan akan kita menjadi sangat tertekan karena tekanan darah kita meningkat. Ini membuat kita berisiko terkena serangan jantung. Stres juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang stres secara signifikan lebih mungkin terkena flu.

Namun, kecerdasan emosional dapat membantu kita terhindar dari bahaya stres. Ini karena jika kamu belajar untuk mengurangi perasaan stres seperti kecemasan dan kemarahan, kamu akan bisa mengurangi efek berbahaya perasaan itu pada kesehatan diri. Misalnya, dalam sebuah studi klinis, orang-orang yang telah menderita satu serangan jantung dilatih untuk mengelola kemarahan mereka, yang secara signifikan menurunkan risiko serangan lebih lanjut.

Mengingat dampak besar kecerdasan emosional pada kesuksesan dan kesehatan, sayangnya memang hanya ada sedikit penekanan pada keterampilan emosional dalam kurikulum sekolah pada umumnya.

The future of American society will depend on its children's emotional intelligence.

Kecerdasan Emosional yang baik dapat membuat orang bahagia dan sehat. Sebaliknya, kecerdasan emosional yang buruk dapat memiliki efek negatif di seluruh masyarakat. Misalnya, 3x lipat tingkat pembunuhan remaja AS antara tahun 1965 dan 1990 dapat dikaitkan dengan kondisi kecerdasan emosional yang buruk. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan kecerdasan emosional dapat menyebabkan "kenakalan "--- salah satu faktor utama dalam meningkatnya tingkat kejahatan.

Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa remaja yang melakukan kekerasan sulit untuk mengontrol impuls mereka dan juga sulit untuk membaca ekspresi wajah orang lain---kekurangan yang juga ditemukan pada pelaku kejahatan seksual. Pecandu narkoba juga menunjukkan masalah kecerdasan emosional. Misalnya, pecandu Heroin mengalami kesulitan dalam mengatur amarahnya.

Tidak diragukan lagi bahwa kesejahteraan anak ditentukan oleh kompetensi emosional. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas secara emosional juga akan menunjukkan tingkat yang tinggi. Ini dikonfirmasi oleh sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang cerdas secara emosional lebih baik dalam mengatur emosi mereka sendiri, menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah, lebih disukai oleh teman sebayanya dan digambarkan lebih mahir secara sosial oleh guru mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun