Oleh: Dwi Lestari WiyonoÂ
Sepotong kuas tidak mungkin menggoresmu. Sepotong kuas tidak mungkin melukaimu. Dia (sepotong kuas) adalah benda mati. Dia hanyalah hiasan, pajangan, dekorasi maupun ornamen semata. Sepotong kuas hanya bisa diam, terdiam, dan mati tanpa jiwa sebagai penggerak. Sepotong kuas ..., Mampukah dia senantiasa melukiskan kisahmu dengan indah seperti layaknya dongeng-dongeng pengantar tidur?Â
Andai aku seperti dirinya yang tak terbeban oleh masa silam. Andai aku seperti dirinya ... yang tak pernah terbeban.Â
"Ahhh ... kuas aku ingin menjadi dirimu. Melukiskan akhir kisah indah untuk semua orang tanpa terkecuali. Aku ingin menjadi dirimu."Â
***Â
Mikaela Aelo Joseph seorang kasatria dan petarung pada masa silam. Aku tak dapat sedikitpun melupakan perkataan pria itu padaku. Pria asing -- pria paruh baya yang entah muncul darimana. Pria itu seakan misteri. Menjelma dan muncul selayaknya angin yang tak dapat kita prediksi kedatangannya. Apa ia semacam makhluk dari dimensi lain?Â
Aku percaya akan keberadaan dunia, dimensi yang lain meski aku tinggal di era modern saat ini. Anak-anak muda zaman sekarang menyebutnya era digital. Era dimana logika, penalaran berikut teknologi adalah segalanya. Mereka berpikir semuanya bisa dijelaskan, dipecahkan hanya dengan berpikir, duduk bersama menggunakan otak mereka.Â
Mikaela ... Mikhaela, Ada apa denganmu sobat?Â
Rerintik hujan perlahan turun membasahi bumi. Tess ... tess ... tess. Bunyi sama secara berulang, secara teratur. Alam berdesir membisikkan suaranya. Langit gelap, mendung pekat seakan bersatu. Bersenandung menemani alam yang bernyanyi dengan hujannya.Â
"Wahai alam, Mengapa kau bersenandung dengan lirih? Tidakkah kau ingin guntur juga badai mengiringi musik yang kau buat?"Â
***Â
Pekan ini aku tengah sibuk dengan tugas-tugasku. Ada hal lain yang harus ku selesaikan secara tuntas dan cepat. Aku harus memperbaiki kesalahan yang ku buat. Segera.
Bagaimana bisa pria asing itu berkata sedemikian mudahnya? Mengatakan langsung padaku bahwa kami saling mengenal dan memaparkan fakta aku kasatria, petarung dari masa silam. Bagaimana bisa? Ia, pria asing itu tidak mengenalku. Ia tidak mengetahui sepak terjang serta kehidupanku. BAGAIMANA BISA?Â
bersambung ...
(2021/2023)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI