Mohon tunggu...
Dwi Lestari Wiyono
Dwi Lestari Wiyono Mohon Tunggu... Pekerja di industri Food and Beverage yang menyukai dunia kepenulisan

Dwi Lestari atau Dwi Lestari Wiyono adalah seorang Pekerja - Penulis – Sajak – Cerita, serta menjadi bagian dari NaDi Collection Series @nadicollectionseries (instagram akun) sebuah seni dalam tumbler. Dwi pun bisa dijumpai: Facebook : Dwi Lestari Wiyono (Dwi) Instagram: @dwilestariwiyono

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lepidoptera

8 November 2023   07:28 Diperbarui: 8 November 2023   07:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Dwi Lestari Wiyono

Aku terbang dari cahaya menuju bumi
Aku terbang
Tanpa perlu sempat kau tahu.

Kehidupan kita saat ini adalah pengulangan kehidupan kita di masa lalu, itu kata mereka
Bagiku kehidupan kita saat ini bukan saja hanya mengulang melainkan melanjutkan kisah yang sempat tertunda; kehidupan yang masih menjadi misteri, kehidupan yang masih berupa tanda tanya besar
Luka dibalas luka
Duka dibalas duka
Selayaknya, aku bertanya pada Bapa,
"Hukum alam masihkah berlaku?"

Sayapku mengembang meski belum sempurna
Sayapku mengembang membagikan memori dari seorang kawan terakhir
Ia berkata seraya menatapku yang masih berwujud kepompong,
"Mengapa selalu ada luka menggores di kalbu ini? Mengapa?"

Seorang petapa menghisap sebatang rokok tersisa di sudut bibirnya,
Mengapa aku selalu tersudut? Mengapa aku selalu menjadi nyaris seorang terdakwa?
Kepompong itu berputar menatap wajah sang petapa penuh kasih,
"Bersabarlah wahai petapa penantianmu takkan pernah sia."

Malaikat putih menjumpaimu yang berkata tentang kebenaran
Malaikat kelam tentu menghampirimu yang terlihat berbuat nista
Tidak selamanya putih itu benar dan hitam pastilah kelam
Lihat dengan hatimu bukan mata belaka
Malaikat sejati tentu takkan berbohong sebegitu mudah
Benar begitu?

Ku terbang dengan sejuta asa
Ku terbang sekali lalu menatap bintang mengangkasa
Langit ... langit kelam, (masih) adakah tempat peristirahatan tenang di ujung sana?

(2017/2023)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun