Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Temuiku di Surga (Chapter #3)

20 Januari 2023   20:32 Diperbarui: 20 Januari 2023   20:46 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk sebuah masa depanmu yang benderang, uang Rp 3 juta tak seberapa."

Zul diam, ia harus memikirkan bagaimana dengan biaya hidupnya beberapa hari ke depan. Zul berpikir sejenak, lalu ia pun mengajak Bondi keluar rumah sebentar.

"Kamu yakin perempuan itu bisa menakwilakn mimpiku?" tanya Zul penasaran.

"Diantara paranormal di Jakarta, dia yang paling hebat, sudah banyak pejabat, Jenderal, pengusaha, anggota Dewan yang dibantunya. Kamu nggak lihat foto-foto yang dipajang itu, kan orang terkenal semua. Kalau dia menipu, pasti sudah tutup usahanya," kata Bondi penuh yakin.

"Tapi uang 3 juta yang dia minta, aku tak punya ,"

"Ya itu terserah kamu, mau ditakwilkan atau tidak mimpimu, kalau mau ya harus bayar maharnya, kalau tidak nggak apa-apa kita pulang saja,"


Zul diam, memikirkan dengan apa dia akan membayar tukang ramal itu.

"Gini saja, kamu kan punya motor, ditinggal saja di rumah Nyi Sukesi. Bilang saja kalau dananya sudah ada nanti motor bisa ditebus," saran Bondi.

Saran yang berat bagi si Bocah, karena motor itulah sarana dia beraktifitas di Jakarta. Apalagi mobilitas Zul sebagai pemburu berita sangat tinggi, sehingga jika tidak mengendarai motor akan memakan banyak waktu dan biaya.

Tiba-tiba Zul teingat, dia masih mempunyat sebatang emas pemberian ibunya sebelum meninggal. Namun Dia tidak mungkin menjualnya, dia bermaksud hanya menggadaikannya sehingga suatu saat nanti bisa ditebus kembali. Zul tidak mau melihat arwah ibunya tidak tenang di alam sana.

Lalu mereka pun masuk kembali menemui Nyi Sukesi. Perempuan itu mengangguk setuju dengan rencana Zul. Dia meminta agar kedua anak muda itu besok kembali sambil membawa emas untuk mahar jasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun