Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Temuiku di Surga (Chapter #3)

20 Januari 2023   20:32 Diperbarui: 20 Januari 2023   20:46 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****

Besoknya Zul datang kembali dengan Bondi, seusia janjinya, ia membawa emas batangan 5 gram pemberian ibunya. Mungkin itulah hartanya yang paling berharga setelah motor bututnya. Kalau ditaksir harga emas itu sekitar Rp. 3 juta cukup untuk mahar diminta paranormal itu.

Mereka berdua pun duduk bersila di tikar ruang tamu. Suasana lengang hanya ada seorang asisten yang berjaga di pintu depan, ia mendaftar tamu yang datang. Selangkah kemudian Nyi Sukesi menemui mereka. Nyi Sukesi pun meminta mahar yang dianjikan. Zul menyodorkan amplop putih, Nyi Sukesi memeriksanya. Setelah itu dia memasukan amplop yang ada emasnya itu dalam selipan ikat pinggangnya. Tak lama kemudian ia membelah kelapa hijau. 

Dituangkan airnya ke dalam baskom. Lalu semua lampu dimatikan. 5 menit Nyi Sukesi, tanganya menyentuh al Quran. Doa-doa pun dilantunkan, doa yang biasa didengarkan Zul ketika sehabis sholat di masjid. Setelah itu lampu dinyalakan. 

"Hmmm begini, mimpi itu bukan mimpi biasa. Mimpi itu adalah masa depanmu yang bila kamu mampu melewatinya semua cobaan hidupmu maka akan bahagia. Tugu iu adalah pertanda sebagai saksi sebuah janji suci. Gadis pendampingmu itu sudah ada tinggal kamu menjemputnya dan hamparan pasir itu menunjukkan sebuah padang yang luas, dan tentu saja bukan di sini," ujar Nyi Sukesi.

" Dimana..."tanya Zul pontan.


"Heheheh...mirip dongeng ya" tiba-tiba si Bondi tertawa.

"Diam...jangan ditertawakan..............."bentak Nyi Sukesi. Bondi membisu.

Zul tersenyum, entah kurang jelas, senang atau tergelitik.

"Hahaha.....Kamu sudah membayar mahal mimpimu tapi kamu malah tidak mempercayainya. Kamu akan rugi dua kali, sudah kehilangan uang juga kehilangan harapan. Kalau kamu mempercayai mimpimu kamu hanya kehilangan uang tapi tidak kehilangan harapan....." kata peramal.

"Terus bagaimana cara saya menggapai mimpi itu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun