Dua gol itu membuat posisi Zubimendi sebagai gelandang jangkar Arsenal terlihat solid. Bisa-bisa Zubimendi masuk daftar pemain yang akan sulit tergantikan.
Di balik gol perdana Zubimendi berseragam Arsenal di Liga Inggris, Arteta sebenarnya melakukan langkah berani. Langkah berani itu tak terjadi lantaran dengan memainkan lini depan yang terdiri dari para pemain baru, tetapi juga dengan membangkucadangkan Declan Rice.
Posisi dari pemain Timnas Inggris itu digantikan oleh Mikel Merino. Langkah Arteta, pada satu sisi, membahasakan langkah rotasi pemain. Bagaimana pun, Rice mempunyai jumlah menit bermain yang terbilang banyak apabila dikalkulasikan dengan jam bermain di Timnas Inggris.
Namun, di sisi lain, langkah Arteta itu barangkali mau memanfaatkan tren positif yang dilakukan oleh Merino bersama Timnas Spanyol. Pemain yang musim lalu sempat dimainkan oleh Arteta sebagai penyerang tengah itu mencetak hattrick saat Spanyol mencukur Turki dalam kemenangan besar 6-0 dalam pertemuan antara kedua tim.
Padahal, Merino bermain sebagai gelandang tengah. Namun, berkat kejelian dalam penempatan posisi dan juga naluri dalam melihat ruang kosong, Merino mampu menciptakan tiga gol untuk Spanyol ke gawang Turki.
Dengan situasi itu, Arteta terbilang berani untuk memanfaatkan tren positif Merino dan mengistirahatkan Rice. Apalagi, pada tengah pekan depan, Liga Champions Eropa akan kembali bergulir dan itu bisa menuntut para pemain untuk tampil pada level terbaik. Agar para pemain bisa tampil pada kondisi terbaik, langkah rotasi perlu dilakukan.
Merino kemudian berubah posisi sebagai penyerang tengah saat Rice masuk menggantikan Gyokeres. Arteta memanfaatkan dengan baik naluri Merino dalam mencetak gol. Kendati tak mencetak gol, Arteta memanfaatkan dengan baik kualitas pemain yang bisa memainkan lebih dari satu posisi.
Selain berani memainkan Merino dan membangkucadangkan Rice, Arteta juga memilih bek muda Christian Mosquera di jantung pertahanan. Diduetkan dnegan Gabriel, Masuera tampil solid dalam menghalau serangan Nottingham. Pemain berusia 21 tahun itu mampu mengisi tempat patner andalan Gabriel, William Saliba yang menderita cedera.
Jalan berani Arteta bisa terjadi lantaran kedalaman skuad yang dimiliki. Arteta mempunyai beberapa pemain yang bisa memberikan perbedaan dan sekaligus bisa mengisi posisi tertentu. Makanya, saat kapten tim Martin Odegaard tampil kurang meyakinkan, Arteta tak segan untuk mengganti Odegaard.
Tak ragu-ragu, Arteta memilih pemain berusia 18 tahun Ethan Nwaneri untuk menggantikan Odegaard yang harus ditarik keluar pada menit ke-18. Pemain yang sudah dua kali membela Arsenal itu mampu memberikan efek di lini tengah Arsenal.
Bahkan, kehilangan Odegaard bisa teratasi. Di sini, Arteta jeli mencermati kualitas pemainnya tatkala membawa masuk Nwaneri untuk mengganti posisi Odegaard. Arteta lebih memilih Nwaneri daripada Rice yang bisa beroperasi sebagai gelandang serang.