Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hidung Wasu Dawala Panjangnya Sampai Janggi, Sebuah Dongeng Kopi

13 Februari 2024   14:54 Diperbarui: 13 Februari 2024   15:20 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input suWasu Dawala, Semakin ia berdusta semakin panjang saja hidungnya. Dok. Dongeng Kopi

Hidung Wasu Dawala panjangnya sudah sampai Janggi di tahun kesepuluh kurang delapan bulan ini. Tiap kali mengoceh bertambah seruas jari, tiap kali bikin janji yang tak mungkin ditepati melar beberapa depa. Begitu terus tanpa ia sadari sudah melewati Walidipa, Sakasanusa, Gorom.

Undhagi Wiswaka adalah yang menjadikan Wasu sedemikian rupa. Sebagai teman membunuh sepi karena seorang diri diumur separuh baya, Dawala sudah diberikan pesan untuk menjauhi dusta. Sebab secara otomatis hidungnya akan memanjang tiap kali muncul kibul di sela ucapannya.

Aselinya Wasu Dawala periang. Itu penyebab banyak orang senang bermain dengannya, bersuka ria bersama, bercengkrama hingga suatu hari teman temannya mengangkatnya menjadi Ketua.

Begitu jadi ketua, Wasu Dawala jadi bak Rahwana. Nafsunya kemana-mana.

Saat menyadari besarnya kuasa, asal ia suka, dusta ia pancal. Lupa pesan Undhagi Wiswaka hingga panjang hidungnya sudah sampai Janggi. Ujung wilayah daerah anggotanya berada.

Kemarin saat berkumpul bersama sejumlah pemuka agama minum kopi bersama di kaki Merapi rupanya masih sama. Mental culas dan tahan malunya tidak berubah. Masih sama. Tak peduli tempat, tak peduli tema, biar nampak wah, supaya terlihat keren, bohong demi bohong ia sorong agar hati yang mendengarkan terbombong.

Mungkin Wasu Dawala berhenti mengelabuhi kalau hidungnya sudah melingkari bumi menembus kepalanya sendiri. Mungkin. Mungkin saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun