Â
Â
Jejaring Petani di Kebun kami berkembang juga didukung oleh Warga Kerep Dolan. Kerabat terdekat, kawan sepermainan, saudara jauh yang punya kebun, berprofesi sebagai petani dan prosesor dipertautkan Bersama kami sehingga menjadi jejaring baru pendukung usaha kami. Oleh sebab itu di rak dagangan kami, kami punya Kopi dengan nama Kopi dari Kebun Warga (korikuga), dan kopi musiman untuk kopi-kopi yang kuantitasnya terbatas dan tidak selalua ada. Selain Mustika Rasa, kopi yang tidak selalu sama karena kopi yang hadir dari kesepakatan Bersama warga kerep dolan yang mengkurasi lewat sesi Kamis dua pekan sekali bertajuk 'Miskaping' Kamis Kita Cupping.
Â
Â
Hubungan antar pelanggan, kemitraan dengan petani di hulu lewat integrasi jejaring inilah yang mejadi kekuatan kami terus bertahan. Enam tahun silam saat usaha kami haru mengalami goncangan, dua gugus hulu dan hilir inilah yang menyelamatkan kami untuk kemudian kembali bangkit dan hadir sebagai kedai. Pelanggan membawakan peralatan kedai untuk beroperasi, mitra petani memberikan kopi dengan tempo waktu longgar untuk kami putarkan sebagai modal. Tanpa perkakas, maklon di tempat kawan.
Â
Â
Saat pandemi melanda negri ini, sekali lagi dua gugusan itulah penyelamat usaha kami lolos dari gulungan tikar pandan bikinan Wuhan. Pelanggan melarisi produk apapun yang kami jual, petani memberikan keringanan jangka untuk kopi yang kami rendang di Dalangan. Kami yang tertatih-tatih dalam hal pendapatan masih berusaha mengepul sekian warga kerep dolan yang mencoba bertahan dengan menitipkan penganan untuk disajikan. Menu makanan kami sampai 70% adalah titipan dari para pelanggan dengan tajuk 'rakyat bantu rakyat', yang kalau diperas sebenarnya justru kami yang banyak dibantu oleh warga karena dukungan untuk terus hadir 'gak habis-habis'.
Â
Â