Ketiga, Pemanfaatan Predator Alami dan Teknologi Biologi.
Penggunaan predator alami seperti burung pemangsa lalat atau bahkan nematoda parasit juga dapat menjadi alternatif pengendalian lalat di peternakan ayam pedaging.
Pemanfaatan teknologi biologi dengan memperkenalkan musuh alami lalat dapat membantu mengurangi jumlah populasi lalat tanpa merusak lingkungan.
Selain itu, ada juga teknologi baru yang memanfaatkan bakteri atau mikroorganisme yang dapat mengendalikan larva lalat. Salah satu contoh adalah penggunaan bakteri Bacillus thuringiensis yang dapat mengendalikan populasi lalat tanpa membahayakan ayam atau manusia.
Keempat, Perbaikan Infrastruktur dan Kebersihan Kandang.
Kebersihan kandang dan lingkungan sekitar peternakan juga memainkan peran penting dalam mengurangi masalah limbah lalat. Kandang yang lembab, kotor, dan tidak terawat menjadi tempat yang ideal bagi lalat untuk berkembang biak.Â
Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk menjaga kebersihan kandang, serta memastikan adanya ventilasi yang baik untuk menghindari kelembaban berlebih.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al. (2022) menunjukkan bahwa peternakan yang menjaga kebersihan kandang dengan baik dapat mengurangi 60% populasi lalat dibandingkan dengan kandang yang tidak terawat.
Kelima, Pemanfaatan Teknologi Pengendalian Modern.
Selain metode tradisional, saat ini juga telah tersedia berbagai teknologi modern untuk pengendalian lalat di peternakan ayam pedaging. Salah satunya adalah penggunaan perangkap lalat elektronik yang dapat mengurangi jumlah lalat secara signifikan tanpa menggunakan bahan kimia. Perangkap lalat ini bekerja dengan menarik perhatian lalat melalui cahaya atau umpan tertentu, kemudian menjebak mereka dalam alat tersebut.
Penggunaan teknologi seperti ini dapat menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan lebih efektif dalam jangka panjang.