Salah satu sumber utama berkembangnya lalat di peternakan ayam pedaging adalah kotoran ayam yang menumpuk.
Kotoran ayam yang dibiarkan terlalu lama di kandang atau di area sekitarnya akan menjadi tempat berkembang biak bagi lalat. Oleh karena itu, pengelolaan kotoran yang baik sangat penting untuk mencegah berkembangnya lalat.
Upaya pengelolaan kotoran ayam yang efektif antara lain dengan melakukan pemindahan kotoran secara teratur, misalnya setiap 2--3 hari sekali, dan menghindari penumpukan kotoran yang berlebihan.
Selain itu, menggunakan sistem pemisahan kotoran atau sistem pengeringan juga bisa membantu mengurangi kelembaban yang diperlukan oleh lalat untuk berkembang biak.
Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti et al. (2020), peternakan yang menerapkan sistem pengelolaan kotoran secara teratur berhasil mengurangi populasi lalat hingga 50% dibandingkan dengan peternakan yang tidak memiliki sistem pengelolaan kotoran yang baik.
Kedua, Penggunaan Insektisida dan Bahan Kimia.
Penggunaan insektisida adalah salah satu cara yang umum digunakan untuk mengendalikan populasi lalat di peternakan ayam. Insektisida dapat disemprotkan di sekitar kandang atau tempat-tempat yang menjadi tempat berkembang biaknya lalat.Â
Namun, penggunaan insektisida harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mencemari lingkungan atau mengganggu kesehatan ayam.
Selain itu, penggunaan bahan kimia lain seperti larvasida yang dapat membunuh larva lalat juga dapat diterapkan. Larvasida ini bisa dicampurkan dengan pakan atau ditaburkan di tempat-tempat yang rawan berkembang biaknya lalat.
Akan tetapi, penggunaan bahan kimia seperti insektisida harus dilakukan dengan memperhatikan dosis yang tepat agar tidak merusak ekosistem dan tidak berisiko bagi kesehatan manusia atau hewan ternak.Â
Data dari Badan Pusat Statistik (2021) menunjukkan bahwa penggunaan insektisida yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas daging ayam dan menyebabkan resistensi pada lalat.