Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Satu Hari di Trisik

16 November 2019   20:15 Diperbarui: 16 November 2019   20:20 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta, hari ini aku ke tempat itu.
Tempat yang telah lama aku janjikan padamu.
Saksi akan sebuah impian yang pernah ada.
Tidak jadi nyata karena ego yang membara.

Entah, apa yang terjadi di pikiran kita kala itu?
Seharusnya, kita bisa jadi sepasang insan yang terikat.
Berdua menempuh jalan yang dikelilingi sawah luas itu.
Melewati hamparan debu dari truk pasir yang berlalu lalang.

Sayang, semuanya telah berlalu
Kita hanya bisa berjalan di jalur masing-masing.
Terpisah karena semua konflik rasa yang menyergap.
Pantai Trisik yang bisa menjadi saksi kemesraan kita.
Sekarang, hanya tinggal kenangan

Bersama jutaan partikel pasir yang tersapu ombak
Bersama suara yang bersaing dengan kencangnya angin
Bersama daun-daun yang rontok tanpa kabar.

Cinta, sampai jumpa.
Sudah saatnya kita fokus di jalan masing-masing.
Semoga kita akan bahagia meski tak beriringan.

Kulonprogo, 16 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun