Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Memori 5745 Kilometer

11 Mei 2018   04:38 Diperbarui: 11 Mei 2018   07:53 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber foto : embaixadoresdarainha.wordpress.com

Awalnya kami berkenalan di sebuah aplikasi chatting yang cukup anonim, ya, sebut saja itu Omegle. Di kala itu, aku hanya bertujuan untuk cari teman baik kala itu. Hampir di setiap sesi, yang aku temukan hanyalah foto cewek seksi ataupun foto cowok yang menunjukkan alat penghasil keturunan. Tolong jangan paksakan aku untuk menyebutkan namanya, karena aku terus terang tidak menyukainya, karena berbeda prinsip dan juga target. Ketika aku sudah hampir bosan mencari teman, akhirnya aku matikan fitur video, dan beralih ke chatting secara teks. Tiba-tiba, di satu sesi, aku secara acak dihubungkan ke seseorang yang tak disangka akan berkesan untukku meski itu hanyalah sebatas chat."Hello! How are you doing?"

"Oh, hi! I am fine! How about you?"


"I am fine too. Thank you! Are you male or female?"

"I am male. How about you?"

"Oh, good. I am female. My name is Nanako, i am from Saitama, Japan. Nice to meet you!"

Awalnya, aku masih menduga bahwa orang yang menamai dirinya "Nanako" ini adalah orang yang palsu. Yang dalam pikiranku, apakah jangan-jangan aku dipermainkan oleh para lelaki iseng atau bagaimana. Tentu itu adalah sebuah pikiran wajar karena interaksi hanyalah sebatas teks belaka, aku tidak tahu apakah "Nanako" ini nyata atau hanya penciptaan karakter semata, semacam eksperimen dalam menentukan karakter pada nocel. Karena, untuk seorang warga negara Jepang, tidak mungkin bagi mereka untuk bisa menulis Bahasa Inggris dengan lumayan baik, meski sebenarnya yang ditulis itu umumnya hanyalah kata-kata dasar saja.

Aku pun mencoba menanyakan beberapa hal sebagai seorang pecinta budaya Jepang. Memperoleh seorang teman dari Jepang tentu akan semakin membuka mataku untuk ingin mengunjungi negeri yang selalu dikenal akan Bunga Sakura, Gunung Fuji dan juga JAV yang sering menyertai masa kecilku. Tentunya, aku membicarakan tentang Japanese Anime Video, bukan singkatan yang lain. Cukup banyak anime beredaran di Jepang untuk berbagai sektor, entah itu untuk anak-anak, remaja bahkan dewasa. Bahkan, masa kecilku juga tidak lepas dari anime seperti Doraemon, Hamtaro, dan Yu-Gi-Oh.

"Okay! I think, i have to go now, nice to meet you! You can follow me on my Twitter, so we can chat more someday. See you one day in Japan!"

Aku pun dengan sukses memperoleh sosial media si Nanako itu, dan tidak disangka apa yang selama ini aku takutkan hanyalah sebatas perasaan belaka. Nanako ini ternyata adalah orang yang asli, dan ketika aku melihat akun dia, dia orangnya cantik dan cukup mewakili tipeku sendiri. Cewek berambut pendek sebahu, dengan senyum yang sangat menawan, kulitnya ya tidak terlalu putih, namun cukup mencerahkan, dan selalu menggunakan pakaian tertutup, tidak menunjukkan keseksiannya.

Entah, apakah aku harus bersyukur atau bagaimana, tapi aku masih berpikir bahwa apa yang selama ini aku lihat di sosial medianya hanyalah bentuk pencitraan belaka dari dia. Aku belum tahu Nanako itu orangnya seperti apa, di Instagram, dia sering mengunggah foto pemandangan atau mungkin dirinya yang sedang hangout bersama temannya entah itu di restoran atau di tempat keramaian, seperti di taman atau bagaimana. Aku belum tahu apakah dia bekerja atau tidak, apakah dia masih single atau tidak, bahkan aku pun berpikir akan keperawanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun