Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Agribusiness Enthusiast

Agribusiness Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polyworking dan Upaya Generasi Sandwich Menuju Merdeka Pensiun

1 Juni 2025   09:30 Diperbarui: 1 Juni 2025   09:29 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya pekerja di kota-kota besar, di pedesaanpun kini sudah banyak yang menerapkan polyworking karena dianggap mampu menambah pendapatan. Kunci dari penerapan polyworking adalah manajemen waktu yang memadai dan keinginan untuk belajar dan konsisten yang besar.

Sebut saja namanya Dafi (28), dia adalah pekerja di Jakarta sebagai art director. Terlahir sebagai generasi sandwich, generasi Z, dan anak pertama yang harus menghidupi ibunya di kampung sebagai single parent dan kedua adiknya yang sedang sekolah, memaksa Dafi untuk mencari sumber pendapatan baru untuk memenuhi kebutuhan finansial dirinya sendiri dan keluarga.

Dafi bekerja di tiga perusahaan yang berbeda dengan posisi yang berbeda dan pendapatan yang berbeda. Dari ke tiga pekerjaan tersebut, dia alokasikan 1 pendapatan untuk kebutuhan pribadinya di Ibu Kota, 1 untuk keluarga, dan 1 untuk tabungan pensiunnya.

Dengan cara demikian, Dafi mampu merencanakan masa pensiun yang merdeka. Meski hasilnya masih baru terlihat 30 sampai 35 tahun mendatang, namun upaya Dafi dengan menerapkan sistem kerja polyworking efektif membantu keuangan keluarga.

Dafi memberikan tips agar polyworking justru tidak menjadi bumerang bagi kesehatan mental dan kematangan finansial.

"Pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar, kalau sudah hobi artinya kita menikmati. Jadi pekerjaan tidak dirasa sebagai beban melainkan sebagai kenikmatan. Meski demikian, kita juga harus mampu mengukur kondisi tubuh, jangan terlalu diporsir hingga stres" Ujarnya.

Contoh lain, Rifah (27) adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu kementerian, sebagai seorang perempuan, dia juga mendambakan kehidupan yang independent tidak hanya selama masa produktif bekerja tetapi juga pasca pensiun. Menjadi anak bungsu dari 11 bersaudara membuat dia berputar otak untuk menjadi guru bimbingan belajar (bimbel) privat sore hari setelah pulang dari bekerja. 

Setiap bulan dia mampu secara rutin mengirimkan uang ke kampung untuk ibunya yang single parent atau sekadar meladeni permintaan bantuan dana dari saudara-saudara lainnya yang hidup pra-sejahtera.

"Kalau kebutuhannya gede, bukan pengeluarannya yang dibatasi, melainkan pendapatannya yang harus ditambah", sedikit tips dari Rifah.

Uang yang ditabung sebagai tabungan pensiun dapat diinvestasikan melalui tabungan emas di pegadaian atau melalui reksadana agar terhindar dari inflansi. Menambah pemasukan artinya mengurangi waktu untuk hal-hal yang tidak produktif dan inilah konsekuensinya. Tidak ada merdeka pensiun yang tidak membutuhkan pengorbanan.

Polyworking tumbuh seiring fleksibelitas waktu kerja dan adanya internet yang memungkinkan semua orang mampu melakukan lebih dari satu pekerjaan tanpa membutuhkan mobilitas tinggi. Cara ini juga berupaya untuk membantu generasi sandwich sadar manajemen finansial yang baik, agar apa yang sudah terjadi dengan generasi sebelumnya tidak diwariskan kepada generasi setelahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun