Sania mengangguk seraya tersenyum. “Beli saja!”
“Menurutmu gimana, buku ini menarik atau tidak?” tanyaku untuk memastikan apakah seleraku perihal buku ini sama atau tidak dengannya.
“Cukup unik, biasanya ‘kan kalo terkait dengan Tuhan pasti teori-teori tentang agama, namun ini dihubungkan dengan ilmu umum (Matematika).”
“Oke, aku beli ini saja.”
Sebelum ke kasir, aku mengajak Sania untuk ke ATM terlebih dahulu. Juju raku tidak mengambil uang banyak, yang ada di dompetku hanya uang 20k satu lembar. Sangat konyol sekali memang, aku datang ke pusat perbelanjaan di Kotaku tapi tidak membawa uang, untung saja ada ATM di dompetku. Dan yang lebih parahnya lagi setelah mencoba 2 kali untuk menariknya, uangnya tidak keluar. Aku panik dan beberapa kali mengechek saldonya. Saldonya masih cukup, aku pun heran kenapa uangnya tidak keluar-keluar.
“San, ini gimana … aku gakbisa bayar bukunya dong.” Raut wajahku kentara sangat panik apalagi di dekat kasir ada pelayan yang tengah memperhatikan.
“Bayar pakai ATM bisa gak, ya?” tanyaku pada diri sendiri.
Di tengah kepanikanku, Sania malah tertawa renyah. Tertera di samping ATM itu tulisan “ATM sedang Error!”
“Pantas saja tidak dapat digunakan, ternyata error … gini nih … tidak membudidayakan membaca.”
“Hahaha … ya ampun konyol sekali kita.” Aku pun ikut tertawa.
Setelahnya aku memutuskan untuk segera membayar bukunya menggunakan debit yang kupunya. Keluar dari Gramedia, kita melanjutkan langkah di sekitar alun-alun dan menikmati waktu yang kita punya.