Terbesit di benakku tentang dia --- iya dia yang selama ini aku kagumi dengan segala kebaikan yang dia punya. Namun ada rasa kecewa saat aku mengingatnya, dia yang kukenali saat ini telah berubah.
“Jika aku datang ke tempat ini, pasti selalu mengingatnya,” gumamku dengan nada yang terdengar kecewa. Dia terlalu lekat dalam ingatan sehingga aku sulit untuk melupakan. Dia terlalu istimewa untuk kubenci.
“Siapa?” tanya Sania dengan penuh rasa penasaran.
“Bukan siapa-siapa,” jawabku tidak mau mengakuinya.
“Ayolah siapa?” katanya tatap kukuh.
“Tidak akan kuceritakan siapa dia, tapi dia sungguh istimewa. Beberapa hari terakhir kita pun sering bertemu dengannya, meskipun kamu tak mengenalnya. Tapi sekarang entah kenapa … kita asing dan seperti yang tak mengenal satu sama lain.” Aku mengakhiri cerita tentangnya dan melanjutkan langkah. Aku berjalan dua langkah di depan Sania, dia pun berusaha untuk kembali menyejajarkan langkahnya dengan langkahku.
Bersambung … 😊
Next part berikutnya.