Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta dan Nestapa

17 Agustus 2022   22:59 Diperbarui: 18 Agustus 2022   00:55 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Dinar Febri Budiman

Aku mendambakan sosok yang mengasihi seperti ibu dan alam,

Dengannya aku terlahir dan tumbuh.

Senyum dan pangkuan adalah rumah bagi jiwaku yang lelah,

aku yang menelan pahit kegagalan lalu mereguk air mataku sendiri dan pincang harapan.


Betapa sulit dunia bagiku yang jauh dari dekapan harta,

rasa penuh nestapa ditinggalkan karena kekurangan yang aku sendiri tak menginginkannya.

Karena aku tak tampan dan berharta, untuk dicintai aku hanya bisa memulai mencintai, aku belajar memahami bahasa hati dari yang diterjemahkan oleh tingkah laku wanita untuk ku pahami.

Kata-kata indah yang dengan nada lembut harus dimulai dengan senyuman, karena wanita memanglah jelma'an putri malu di kehidupan, mereka sungguh sangat perasa.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun