Pendahuluan: Konteks dan Urgensi
Marhaenisme, ideologi penggagas Bung Karno, lahir sebagai bentuk adaptasi Marxisme untuk konteks sosial Indonesia --- merujuk pada "Marhaen", petani atau buruh kecil yang ditindas dan dimiskinkan secara struktural. Bung Karno menekankan bahwa Marhaenisme berbeda dari Marxisme Eropa karena ia membela "Si Marhaen", rakyat kecil, bukan proletariat industri Barat. Dalam tulisan seperti "Di bawah Bendera Revolusi", Bung Karno menyatakan bahwa nasionalisme sejati harus berpihak sepenuhnya pada rakyat tertindas.
Sementara itu, anarkisme sebagai filosofi politik revolusioner menolak hierarki, negara, kekuasaan otoriter, dan sistem eksploitatif kapitalis. Menurut Emma Goldman, anarkisme adalah "berdiri untuk pembebasan pikiran dan tubuh manusia dari dominasi agama, properti, dan pemerintahan".
Anarcho-Marhaenism mencoba merajut dua tradisi tersebut: membela rakyat kecil secara radikal tanpa negara otoriter, serta membangun solidaritas horizontal dan otonomos. Ini bukan ide teoritis semata, melainkan Sebuah manifesto politik atau tekad politik yang merepresentasikan kehendak rakyat untuk keadilan sosial dalam struktur kekuasaan yang benar-benar bebas dari dominasi negara.
- Prinsip-Prinsip Dasar
• Solidaritas Rakyat Marhaen --- Negara tak diperlukan sebagai pelindung, karena negara seringkali menjadi agen penindas. Rakyat kecil harus membangun solidaritas langsung (mutual aid) dalam komunitas lokal.
• Desentralisasi Kekuasaan — Menghilangkan kekuasaan pusat yang represif; mengambil alih produksi politik-ekonomi melalui kooperatif, komunitas mandiri, serta musyawarah cakup rakyat.
• Anti-otoritarianisme --- Menolak kapitalisme dan negara. Kritik atas negara dan agama sebagai institusi ideologis tertulis dalam pandangan Bung Karno sendiri yang menyebut anarkisme juga mempertanyakan agama dan kapitalisme.
• Ekonomi Rakyat Kecil --- Fokus pada keberdayaan ekonomi rakyat marhaen (petani, buruh informal, pedagang kecil) sebagai unit dasar produksi dan konsumsi.
• Pembebasan Individu dan Kolektif --- Sejalan dengan Mahatma Gandhi-anarkis dan anarkisme libertarian: kebebasan individu tanpa memiskinkan kelompok lain; kehidupan bersama atas asas kesetaraan.