Pendidikan bermutu bukan sekadar jargon yang sering kita dengar di ruang seminar atau spanduk sekolah. Ia adalah kebutuhan nyata yang menentukan masa depan bangsa, karena kita harus siap hadapi tantangan Abad 21.
Dan pendidikan bermutu tidak mungkin tercapai hanya dengan fasilitas modern atau program pemerintah. Ia membutuhkan fondasi yang lebih dalam lagi, yaitu cinta.
Cinta di sini bukan kata manis yang klise, melainkan energi yang nyata dalam membentuk karakter serta wujud kita siap hadapi tantangan Abad 21
Anak-anak kita hanya akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh jika cinta hadir dari tiga sisi utama: guru, murid, dan orang tua.
Inilah “cinta segitiga” yang jika dijalani dengan tulus, akan menjadi pondasi kokoh bagi pendidikan bermutu.
Cinta Orang Tua adalah Dasar dari Segalanya
Bagi seorang anak, rumah adalah sekolah pertamanya. Orang tua adalah guru pertama yang memperkenalkan nilai, etika, dan rasa percaya diri.
Cinta orang tua yang sejati bukan hanya membelikan buku atau mendaftarkan ke sekolah favorit. Apalagi dengan sekadar memberi uang jajan dan kebutuhan material lainnya.
Cinta sejati berarti mendengarkan cerita anak, memahami kesulitannya, dan mendukung proses belajarnya.
Sayangnya, masih ada orang tua yang salah kaprah. Mereka menekan anak untuk mendapat nilai tinggi, ikut les di sana-sini, tanpa melihat apakah anaknya bahagia atau tidak.
Pendidikan bermutu tidak lahir dari tekanan, tetapi dari dukungan. Orang tua yang penuh cinta akan menjalin komunikasi terbuka dengan guru, sehingga bisa sejalan dalam mendidik anak.