Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melunaklah dengan Takdir

15 Juni 2022   14:24 Diperbarui: 15 Juni 2022   14:25 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam kesekian kalinya
Lampunya redup tak bertuan
Sepanjang hari kutatap
Dua pintu jendela berbatas kawat
Tirai jendela kuning, itu tidak terawat

Rumput liar mulai berkelana dihalaman
Lumut tipis berakar di dinding
Daun kering bertebaran di pintu
Kosong, tanpa sentuhan

Wanita tua, pemilik rumah itu
Pergi menetap dilembah bukit
Dengan suami barunya

Badannya yang ringkih
Tak pantas untuk merangkak di tengah sawah
Langkah kaki yang getar berdiri di pembatang sawah mungil

Suara serak ditengah sawah kalah
Dengan suara burung yang mengicau
Hati siapa yang tak galah
Melihat wanita tua memilah

Kini, melunaklah dengan takdir
Tuhan, tak sekejam itu

Menetaplah kembali di rumahmu
Tak hanya ruangan kosong yang rindu
Tapi jiwa dan darah ini menggebu
Melihat wajah senyum
Dari jiwa dan ragamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun