Mohon tunggu...
diana ekawati
diana ekawati Mohon Tunggu... Karyawan

Mencoba mengungkapkan segala rasa lewat kata-kata yang indah namun bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ketika Buah Hatiku didiagnosis Autis

31 Juli 2025   17:00 Diperbarui: 1 Agustus 2025   08:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Buah Hatiku didiagnosis Autis (Sumber: Foto Pribadi)

Tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan, sesuai tahap perkembangan batita yang seharusnya. 

Kamu bahkan bisa bernyanyi lagu anak-anak yang sederhana: "Cicak-Cicak di Dinding."

Luar biasa rasanya. Jutaan kata tak mampu melukiskan kebahagiaan Bunda kala itu.

Ulang Tahun keduamu dilalui dengan suka cita. Tak pernah terlintas dalam pikiran Bunda, semua akan berubah.

Kamu demam, tubuhmu panas. Sama sekali tidak mau makan.

Berbagai usaha Bunda lakukan agar kamu kembali ceria, tapi semua seakan tak ada hasilnya.

Kamu tak mau berkata-kata lagi. Hanya diam. Terpaku pada satu mainan. Sering melakukan gerakan berputar tanpa tujuan. 

Hanya mau minum susu. Lidahmu tak mau mengunyah apa pun. Tantrum yang berulang.

Sampai akhirnya, diagnosis Dokter mengubah banyak hal dalam hidup kita. Pervasive Developmental Disorder.

Hancur rasanya Jiwa Raga ini. Tapi aku tak boleh putus asa. Aku terima diagnosis tersebut, mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang gangguan spektrum ini. Terus aku cari dukungan dari keluarga, rekan kerja, tetangga, hingga fokus pada upaya untuk kesembuhanmu, anakku.

Kita mulai terapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun