Kita pasti tidak asing lagi dengan nasehat dari dokter atau mungkin pakar kesehatan yang lain "tidur yang cukup ya" atau  pernahkah anda saat tidak dapat tidur nyenyak pada malam hari, ketika bangun dipagi hari badan terasa capek atau justru mood jadi tidak bagus. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? ternyata, dalam banyak penelitian mengungkapkan tidur memiliki korelasi dengan kesehatan mental. Lebih lanjut, tidur berkaitan dengan depresi, cemas, dan kondisi psikologis lainnya.
Terdapat hubungan timbal balik antara kualitas tidur dengan kesehatan mental. Gangguan psikologis seringkali menyebabkan individu mengalami kesulitan tidur,namun juga sebaliknya individu yang mengalami kesulitan tidur rentan mengalami gangguan psikologis atau memperburuk gangguan yang sudah ada. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan di Columbia pada tahun 2021, mengungkapkan sebanyak 20% partisipan mengalami insomnia dan gangguan tidur. Hal tersebut berkaitan dengan tingginya tingkat gangguan psikologis.Â
Lalu bagaimana hubungan antara tidur dengan kesehatan mental? saat kita tidur, otak beraktivitas secara fluktuatif selama tahap tidur. Setiap tahap memiliki peran masing-masing, aktivitas otak saat kita tidur mempengaruhi emosi dan kesehatan mental. Selama tidur, otak bekerja mengevaluasi, menginat kembali pikiran dan ingatan kita. Apabila kualitas tidur kita buruk, otak mengalami kesulitan untuk menggabungkan emosi-emosi positif, sehingga dapat mempengaruhi mood dan reaksi emosional, lebih lanjut membuat kita kesulitan untuk mengelola stres dan mempengaruhi bagaimana kita menerima suatu stimulus secara akurat. Selain itu, tidur membantu kita memelihara kemampuan kognitif, seperti kemampuan untuk fokus, kemampuan mengingat, dan kemampuan untuk belajar.
