Mohon tunggu...
Nasrull
Nasrull Mohon Tunggu... Karyawan biasa

Sikumis yang mencari makna diwaktu lembur lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bukan Sekadar Perpisahan,Luka Modric dan Warisan Abadi di Real Madrid

23 Mei 2025   08:07 Diperbarui: 23 Mei 2025   08:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/61gJlB60I

Setelah 13 tahun mengabdi, Luka Modric akan tinggalkan Real Madrid usai Piala Dunia Antarklub 2025. Laga itu bukan sekadar pertandingan terakhir tapi penutup era maestro sejati di lini tengah Los Blancos.

Semua yang indah memang tak selamanya tinggal. Tapi mereka selalu menetap di hati. Kalimat itu sepertinya cocok untuk menggambarkan perpisahan Luka Modric dengan Real Madrid. Bukan hari ini, bukan besok. Tapi usai satu misi terakhir Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat.

Bagi sebagian pemain, perpisahan datang dalam diam. Tapi bagi Modric, itu datang penuh kehormatan. Dan bagi Madridistas, ini adalah bentuk keikhlasan yang dibungkus air mata.

Modri datang ke Madrid pada 2012 dari Tottenham Hotspur. Awalnya dicibir, bahkan sempat disebut sebagai pembelian terburuk musim itu oleh media Spanyol. Namun waktu menjawab,Modric bukan hanya pemain, ia adalah ruh permainan.

https://pin.it/1tFRRP24l
https://pin.it/1tFRRP24l

Selama 13 tahun, ia mempersembahkan 28 trofi bergengsi. Di antaranya 6 Liga Champions, 4 LaLiga, 5 Piala Dunia Antarklub, 5 Piala Super Eropa, dan 2 Copa del Rey. Lebih dari sekadar angka, ia adalah simbol dominasi Madrid di era modern.

Tak banyak gelandang yang bisa mempertahankan level terbaiknya di usia 38. Tapi Modric masih berdiri sejajar dengan yang terbaik. Visi bermainnya, kontrol bola, dan passingnya tetap jadi senjata mematikan Los Blancos.

Alih-alih mengakhiri musim bersama Real Madrid di laga terakhir LaLiga, Modric memutuskan tetap bertahan hingga turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 selesai. Sebuah bentuk penghormatan terakhir untuk klub dan para penggemarnya.

Dalam konferensi pers resmi, Modric berkata, "Saya ingin mengucapkan selamat tinggal dengan cara yang paling indah. Bersama trofi dunia yang keenam kalinya."

Piala Dunia Antarklub 2025 akan digelar di Amerika Serikat, mulai 15 Juni 2025. Real Madrid dipastikan ambil bagian sebagai juara Liga Champions 2021/2022. Turnamen itu akan menjadi panggung terakhir sang maestro dengan seragam putih kebanggaan.

Modri dan klub sepakat bahwa laga terakhir di Piala Dunia Antarklub akan menjadi momen perpisahan resmi. Sebuah laga yang akan disaksikan dunia. Kemungkinan besar Real Madrid akan menggelar tribute khusus setelah pertandingan, di mana ban kapten akan diserahkan, dan tepuk tangan panjang mengiringi langkah terakhirnya keluar dari lapangan.

Madridistas tahu, mereka tidak hanya kehilangan pemain, tapi bagian dari jiwa tim. Sejak era Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, Marcelo,Toni kross hingga Benzema berlalu, Modric adalah simpul terakhir dari generasi keemasan.

Modric adalah satu-satunya pemain yang mampu memutus dominasi Ballon d'Or Messi dan Ronaldo dalam satu dekade terakhir. Tahun 2018, ia memenangkan penghargaan tertinggi itu setelah membawa Kroasia ke final Piala Dunia dan mengantarkan Madrid juara Liga Champions.

Lebih dari itu, ia adalah inspirasi. Bagi generasi muda seperti Bellingham, Camavinga, dan Valverde, Modri adalah panutan. Ia tak pernah mengeluh meski jarang starter di musim 2024/2025. Ia memimpin dengan contoh, bukan teriakan.

Meski akan meninggalkan Madrid, Modric belum menyatakan pensiun. Beberapa laporan menyebut ia tengah mempertimbangkan tawaran dari MLS, Timur Tengah, dan bahkan kembali ke Dinamo Zagreb, klub masa kecilnya.

Namun satu hal yang pasti ia ingin tetap kompetitif, setidaknya hingga Piala Dunia 2026. Ia percaya, tubuhnya masih sanggup. Dan lebih penting lagi, hatinya masih mencintai sepak bola.

Luka Modric tidak akan pernah benar-benar pergi dari Real Madrid. Namanya akan selalu ada di dinding sejarah, di highlight video, dan di hati setiap fans yang tahu arti kata pengabdian.

Jika suatu hari kamu menonton ulang momen emas Madrid, dan melihat seorang pria kecil berambut pirang dengan nomor 10 mengendalikan tempo permainan,ingatlah, kamu sedang menyaksikan salah satu gelandang terbaik sepanjang masa.

Gracias, Luka. Kau bukan hanya pemain. Kau adalah puisi yang hidup di atas rumput hijau Santiago Bernabu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun