Mohon tunggu...
Nasrull
Nasrull Mohon Tunggu... Karyawan biasa

Sikumis yang mencari makna diwaktu lembur lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bukan Sekadar Perpisahan,Luka Modric dan Warisan Abadi di Real Madrid

23 Mei 2025   08:07 Diperbarui: 23 Mei 2025   08:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/61gJlB60I

Modri dan klub sepakat bahwa laga terakhir di Piala Dunia Antarklub akan menjadi momen perpisahan resmi. Sebuah laga yang akan disaksikan dunia. Kemungkinan besar Real Madrid akan menggelar tribute khusus setelah pertandingan, di mana ban kapten akan diserahkan, dan tepuk tangan panjang mengiringi langkah terakhirnya keluar dari lapangan.

Madridistas tahu, mereka tidak hanya kehilangan pemain, tapi bagian dari jiwa tim. Sejak era Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, Marcelo,Toni kross hingga Benzema berlalu, Modric adalah simpul terakhir dari generasi keemasan.

Modric adalah satu-satunya pemain yang mampu memutus dominasi Ballon d'Or Messi dan Ronaldo dalam satu dekade terakhir. Tahun 2018, ia memenangkan penghargaan tertinggi itu setelah membawa Kroasia ke final Piala Dunia dan mengantarkan Madrid juara Liga Champions.

Lebih dari itu, ia adalah inspirasi. Bagi generasi muda seperti Bellingham, Camavinga, dan Valverde, Modri adalah panutan. Ia tak pernah mengeluh meski jarang starter di musim 2024/2025. Ia memimpin dengan contoh, bukan teriakan.

Meski akan meninggalkan Madrid, Modric belum menyatakan pensiun. Beberapa laporan menyebut ia tengah mempertimbangkan tawaran dari MLS, Timur Tengah, dan bahkan kembali ke Dinamo Zagreb, klub masa kecilnya.

Namun satu hal yang pasti ia ingin tetap kompetitif, setidaknya hingga Piala Dunia 2026. Ia percaya, tubuhnya masih sanggup. Dan lebih penting lagi, hatinya masih mencintai sepak bola.

Luka Modric tidak akan pernah benar-benar pergi dari Real Madrid. Namanya akan selalu ada di dinding sejarah, di highlight video, dan di hati setiap fans yang tahu arti kata pengabdian.

Jika suatu hari kamu menonton ulang momen emas Madrid, dan melihat seorang pria kecil berambut pirang dengan nomor 10 mengendalikan tempo permainan,ingatlah, kamu sedang menyaksikan salah satu gelandang terbaik sepanjang masa.

Gracias, Luka. Kau bukan hanya pemain. Kau adalah puisi yang hidup di atas rumput hijau Santiago Bernabu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun