Mohon tunggu...
Diah Sarithi
Diah Sarithi Mohon Tunggu... Man Jadda Wa Jada

celoteh_literasi: Bukan hanya sekedar berceloteh, tetapi juga memberikan imajinasi lewat kata, hiburan, informasi, dan pelajaran hidup bagi para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dingin

5 Agustus 2025   11:54 Diperbarui: 5 Agustus 2025   12:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat hujan mulai membasahi bumi             Di tengah kekeringan yang panjang.          Di saat keberadaan air mulai menyusut
Di saat keberadaan tanaman mulai layu
Hujan datang membawa anugerah dari langit
Menghadirkan suka cita, kelegaan dan rasa syukur
Bagi seluruh penghuni bumi


Tidak ada yang salah dari hujan dan kemarau
Hujan dan kemarau dihadirkan untuk menumbuhkan keseimbangan di bumi
Untuk menghargai kehadiran dengan rasa syukur
Untuk mengajarkan lebih baik menerima daripada mengeluh


Namun, kehadiran hujan mengundang dingin tuk menguasai atmosfer bumi
Mengubah langit biru menjadi kelam
Menghalangi matahari menyinari bumi
Dan menghentikan langkah gadis kecil tuk menyapa mentari di pagi hari
Gadis kecil itu tidak membenci hujan
Ia menerima kehadiran hujan dengan penuh harapan
Ia merasakan hadirnya hujan memberi keberkahan dan kebahagiaan untuk dirinya dan teman-teman alamnya


Di hari itu, dari balik jendela kaca
Sorot matanya berbinar menatap teman-teman alamnya  
Tampak tersenyum memancarkan kesegaran
Berdiri tegak dan kokoh tanpa layu seperti hari-hari yang telah berlalu


Namun, sangat disayangkan
Keadaan dirinya tidak bersahabat dengan dingin
Tubuhnya sering mengeluh kedinginan
Memicu alergi pada indera penciumannya
Hadirnya dingin terkadang mengilukan rusuk-rusuknya
Akibat Paru-parunya yang pernah terluka
Dan kini, tubuhnya sangat sensitif pada kehadiran dingin
Sehingga ia memilih bersembunyi dibalik selimut hangat
Tuk menghalangi dingin menembus celah-celah pertahanan dirinya
Tuk menenangkan sejenak sistem napasnya yang sensitif
Tuk berunding dengan dirinya sendiri bahwa ia sudah siap menjalani hari


Setelah dingin perlahan mulai menjauh darinya                                                               Suhu tubuhnya kembali normal
Gadis kecil itu mulai membiarkan musik menggema ke seluruh ruangan Menghidupkan suasana yang dingin menjadi hangat                               Membangkitkan kembali semangat yang hampir menyusut
Memberikan kebebasan imajinya tuk berekspresi  
Dan mulai merangkai aksara menjadi sebuah karya yang sederhana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun