Tubuh yang tegap itu tak lama berada di bibir laut. Duduk di atas batu karang yang menjulang tinggi. Mata yang tajam mengawasi pantai dan samudera.Â
"Pangeran. Mengapa Tuanku selalu berbuat ini?"seru seorang prajurit yang terengah-engah mendapatkan Pangerannya di atas batu karang.
"Lihat, Ghezes. Sahabatku baru saja pulang dari melaut. Pasti banyak tangkapannya hari ini," ujar Pangeran bermata tajam, sambil menunjuk sebuah kapal pelaut yang gagah berlabuh diantara deretan kapal-kapal lainnya. "Aku akan mengajaknya minum. Kau ikut?"tak lama sang Pangeran berlari kecil menuruni karang dan menyatu dengan para pelaut.
Sebuah tempat minum yang berada di tepian pantai dipenuhi para pelaut yang ingin menikmati kepenatan sekaligus kemenangannya dari perjalanan menaklukkan lautan luas.
Sang Pangeran segera menghampiri seseorang yang duduk menikmati segelas minuman arak yang tak jua dihabiskannya. Lelaki berusia hampir empat puluh tahunan itu memandang jauh ke arah keramaian pasar.Â
"Boone....kapten kapalku, apa kabarmu, teman? Apa yang kau bawa dari samudera ku?" tanya Sang Pangeran.
Lelaki berjambang bernama Boone, kini melemparkan senyum yang mengembang dibalik kumisnya yang tebal. Hidungnya yang tak mancung tenggelam diapit dua sisi pipi yang melebar. Mata yang teduh beralih pada sang Pangeran.
"Pangeran..."sahutnya.
"Hssssh... Ayolah, aku bukan pangeran di sini. Aku hanya seorang Arye,"jawab Sang Pangeran sedikit berbisik.
"Hmmm, Arye. Apa yang kau lakukan di sini, kawan?"
"Minum bersama kaptenku. Ayolah, sudah berapa lama kau di lautan. Aku merindukanmu, sahabat. Katakan, apa yang telah kau ambil dari lautku kali ini?"