Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ia Raja Pesisir, Aku Raja Pedalaman [Part 4: "First Journey"]

12 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 12 Oktober 2019   14:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: smartvoyageur.com

"Air dan tanah adalah bentuk kehidupan. Laut dan pegunungan yang menyatu membentuk sebuah kehidupan," aku berhenti membacanya.

Tuan Dunberg termangu, duduk diantara beberapa peri yang berdiri di sekitarnya.

"Tuan Puteri, tak banyak yang bisa membaca perkamen tua itu secepat Tuan Putri,"kata Tuan Dunberg.

"Tapi Tuan, setiap kalimat ini berwarna. Aku suka melihatnya. Aku hanya merangkainya membentuk warna-warna yang indah. Ada beberapa diantaranya harus kita jadikan satu kelompok warna agar kita lebih cepat membaca dan memahaminya."

"Warna? Ini hanya tinta hitam yang hampir hilang diatas perkamen usang yang hampir tak pernah kami baca," sahut Tuan Dunberg.

"Tuan, tapi apa artinya kalimat ini?"

"Ada apa dengan yang terakhir?"

"Warna kalimat ini jingga berkilau emas, Tuan. Lautan dan pegunungan bersatu membentuk kehidupan baru? Apa maksudnya, Tuan?"

Tak ada satu jawaban pun keluar dari Tuan Dunberg atau peri yang lain. Semua diam. Kecuali seorang peri yang kemudian pergi dari tempat itu. Ia melesat ke sebuah rak buku, entah apa yang ia lakukan.

*Solo, "you must stay drunk on writing so reality cannot destroy you" ( Ray Bradburry)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun