Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Membaca Peta Buta

19 Agustus 2025   10:36 Diperbarui: 19 Agustus 2025   17:13 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu pagi, Ayah memberiku selembar peta buta

Peta yang tidak bisa kumengerti dalam waktu 3 sesapan kopi

Peta yang mewajibkanku memahami arah mata angin

Peta yang tak bisa dimengerti dalam waktu singkat

Hanya ada 1 tujuan dari 2 hal yang Ayah perintahkan

Padahal ada banyak titik tanpa aksara, hanya kode angka yang memaksaku menghafalnya

Ada 2 titik yang disarankan, tapi aku tergoda untuk menjelajah titik yang lain

Titik yang bahkan tidak Ayah pikirkan

Ayah takut aku tersesat, tapi Ayah juga tak tahu pasti titik mana yang harus kulewati

Mungkinkah aku akan tersesat

Atau mungkinkah aku akan sampai di tujuan yang diinginkan Ayah

Peta Buta itu membuat mataku semakin terbuka

Mencari petunjuk dari berbagai arah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun