Mohon tunggu...
dhifan razaqa
dhifan razaqa Mohon Tunggu... Programmer - SMAN 28 JAKARTA

XI MIPA 2 absen 10

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "The Children of Hurin"

4 Maret 2021   15:14 Diperbarui: 4 Maret 2021   15:31 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dalam pelarian, Turin bertemu sekelompok penyamun dan berhasil menjadi pemimpin mereka. Suatu hari ketika mengembara, kelompok penyamun itu bertemu dengan kurcaci bernama Mim. Mereka pun tinggal di gua tempat tinggal Mim.  Seorang elf dari Doriath yang merupakan sahabat Turin bernama Beleg berhasil menemukan lokasi Turin. Beleg pun bergabung dengan kelompok penyamun itu. Morgoth yang tahu lokasi persembunyian Turin mengirim pasukan orc untuk menangkap Turin. Mim yang sangat membenci ras elf berkhianat, dan memberitahukan pada orc tempat persembunyain Turin dan Beleg. Kelompok penyamun itu akhirnya kalah. Turin dibawa pergi dan Beleg diikat dan ditinggalkan di tempat. Namun, Beleg berhasil bebas dan mengejar Turin.  Di jalan dia bertemu dengan seorang elf yang berhasil kabur dari Angband bernama Gwindor. Berdua mereka berhasil membuntuti Turin. Rombongan orc sedang beristirahat saat Beleg mengendap-endap hendak membebaskan Turin yang terikat. Turin yang saat itu pingsan karena kelelahan tersadar dan kaget melihat ada orc yang membungkuk seolah ingin menusuknya. Reflek Turin melindungi diri dengan menusukkan pedang ke arah sosok yang sesungguhnya adalah Beleg. Beleg pun meninggal.  

Turin dan Gwindor melanjutkan perjalanan menuju ke Nargothrond, negeri tempat Gwindor berasal. Sekali lagi karena kecakapannya, Turin dipercaya menjadi penasehat Raja Orodreth, penguasa Nargothrond. Pada saat itulah, Morwen dan Nienor, adik kedua Turin yang belum pernah dilihatnya, kabur ke Doriath; berharap bisa bertemu Turin di sana. Padahal Turin sudah bertahun-tahun lari dari negeri itu.  Saatnya tiba ketika Morgoth akhirnya mengirim Glaurung untuk menghancurkan Nargothrond sekaligus memburu Turin. Turin pun berhadapan langsung dengan naga itu. Glaurung berhasil melancarkan sihir pada Turin sehingga dia menjadi linglung. Dalam kebingungannya, Turin berjalan menuju Dor-lomin. Glaurung pun berhasil menaklukkan Nargothrond.  Sampailah Turin di negeri kelahirannya, Dor-lomin. Namun, ibunya sudah lama meninggalkan tempat itu. 

Turin tidak hendak menyusul Morwen ke Doriath sebab khawatir ibunya akan ikut ditimpa kesialan akibat kutukan Morgoth yang selalu mengikuti ke mana Turin pergi. Turin lalu berbelok menuju negeri Brethil dan dia disukai di sana. Turin mengubah namanya menjadi Turin Turambar. Hidup Turin yang selalu dalam pengembaraan dan berpindah-pindah membuatnya memiliki banyak nama dan julukan.   Morwen yang sudah mendengar kabar tentang Nargothrond dan isu keberadaan Turin berniat untuk mencari Turin ke sana. Nienor ikut. Sampai Nargothrond keadaan sudah hancur lebur. Glaurung yang tinggal di balairung istana Nargothrond mengetahui kedatangan Morwen dan dia menghembuskan kabut asap yang membuat Morwen dan Nienor terpisah. Nienor yang berjalan terseok di tengah kabut pekat tidak sengaja bertemu Glaurung dan terkenalah dia pada sihir naga itu. 

Nienor menjadi gila dan berlari kalang kabut hingga sampailah dia di Brethil. Nienor yang pingsan ditemukan oleh Turambar (Turin). Nienor yang hilang ingatan lalu diberi nama Niniel oleh Turambar. Niniel pun tinggal di Brethil. Seiring waktu Turambar dan Niniel saling menyukai dan menikahlah mereka.   Singkat cerita Glaurung sampai juga ke wilayah Brethil. Turambar berhasil mengalahkannya, namun dia pingsan di samping Glaurung akibat racun dari tubuh Sang Naga. Niniel yang datang mencari Turambar menemukannya tergeletak dan menyangka dia sudah mati. Glaurung saat itu sekarat. Sebelum mati dia mengungkapkan segala kebenaran tentang Turin kepada Niniel. Setelah mati, sihir yang menguasai Niniel pun juga ikut musnah bersama pemiliknya. Maka kembalilah semua ingatan Niniel. Niniel syok dan depresi setelah mengetahui kebenaran itu akhirnya bunuh diri. Padahal dia sedang hamil. Turambar akhirnya siuman. Tak lama dia juga mengetahui kebenaran tentang dirinya sendiri dan juga kematian Niniel akhirnya ikut bunuh diri.   Maka berakhirlah kisah Hurin dan anak-anaknya; Turin, Urwen, dan Nienor.\

Kelebihan

Cover dan ilustrasi di buku ini sangat luar biasa, penggunaan dan pemilihan kata nya juga sangat baik sehingga pembaca benar benar bisa merasakan kesedihan yang di alami tokoh dan ancaman kegelapan yang sangat mencekam, penggambaran suasana nya juga luar biasa sehingga pembaca dapat benar benar merasa berada di Middle Earth saat membaca. Buku ini tentu mengandung banyak pesan tersirat maupun tersurat yang sangat berkaitan dengan bagaimana cara manusia hidup.


Kekurangan

Ceritanya cukup sulit dicerna oleh orang-orang yang belum terbiasa dengan Middle Earth atau dengan karya JRR Tolkien lainnya. Di buku ini kurang begitu di jelaskan tentang Middle Earth, sehingga beberapa orang mungkin akan merasa bosan saat pertama kali membaca buku ini.

Penutup

Isi dari buku ini sebenarnya sangat berarti karena benar benar memberikan pesan tentang kehidupan, di buku ini juga terdapat beberapa perkataan bijak yang saya sangat suka salah satu nya adalah "Duka adalah asah bagi benak yang keras" maksud dari kalimat itu adalah Orang yang telah banyak mengalami kesedihan pasti hatinya akan lebih tegar dan kuat. Buku ini juga banyak memberikan pesan tentang ketegaran hati, bahwa apapun yang terjadi kita harus tetap maju dan berjuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun