Mohon tunggu...
dhifan razaqa
dhifan razaqa Mohon Tunggu... Programmer - SMAN 28 JAKARTA

XI MIPA 2 absen 10

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "The Children of Hurin"

4 Maret 2021   15:14 Diperbarui: 4 Maret 2021   15:31 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul : The Children of Hurin

Pengarang : JRR. Tolkien

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2007

Tebal Halaman : 343 Halaman

Pembukaan

Kisah anak-anak Hurin berlangsung jauh sebelum The Lord of the Rings, ketika Morgoth masih menghuni benteng Angband di Utara. Dalam bayang-bayang Angband serta perang yang dikobarkan Morgoth terhadap elves inilah nasib Turin dan adiknya Nienor saling terkait secara tragis. Hidup mereka yang singkat dan penuh tragedi didominasi oleh kebencian Morgoth yang luar biasa terhadap Hurin, manusia yang berani menentangnya terang-terangan. Morgoth mengirim pelayannya yang paling digdaya, Glaurung, roh dahsyat berbentuk naga api raksasa tak bersayap, untuk menggenapi kutukan Morgoth dan menghancurkan anak-anak Hurin. Dimulai oleh JRR. Tolkien pada akhir perang dunia pertama, The Children of Hurin menjadi kisah yang dominan dalam karya Tolkien setelahnya tentang Middle-earth. Tetapi dia tak sempat mewujudkannya dalam bentuk final. Dalam buku ini Christopher Tolkien telah menyusun suatu narasi yang utuh tanpa intervensi penyuntingan setelah melalui pengkajian lama atas naskah-naskah ayahnya.

Ulasan

Kisah berawal dari seorang manusia gagah berani bernama Hurin.  Pada suatu masa, Hurin dan Huor, adiknya, ikut rombongan pasukan untuk berburu orc. Dalam pertempuran melawan sekelompok orc, mereka terpisah dari rombongan dan tersesat. Mereka lalu ditolong oleh Elang dan dibawa terbang menuju Gondolin, sebuah kerajaan elf yang tersembunyi dan bahkan Morgoth pun tidak tahu keberadaannya. Mereka diterima oleh Raja di sana dan tinggal di kerajaan itu. Setelah satu tahun mereka ingin pulang ke negerinya karena merasa harus ikut berperang bersama rakyatnya melawan kegelapan. Mereka bersumpah tidak akan bercerita apa pun tentang Gondolin.   Alkisah Hurin memiliki dua anak, Turin dan Urwen. Saat negeri  mereka, Dor-lomin, dilanda wabah penyakit yang dihembuskan oleh Morgoth, Turin berhasil sembuh tetapi Urwen meninggal. Maka timbul perasaan benci dan dendam terhadap Morgoth pada diri Turin. Kegelapan yang semakin dekat membuat Hurin harus terus berperang mengusir orc. Dalam sebuah perang besar dimana manusia dan elf bergabung untuk melawan Morgoth, kebaikan kalah. 

Hurin berhasil ditangkap dan ditawan oleh Morgoth.  Di benteng Angband, Hurin dipaksa Morgoth untuk memberitahu lokasi Kerajaan Gondolin tetapi Hurin menolaknya. Maka Morgoth pun mengutuk seluruh keluarga dan keturunan Hurin. Hurin diikat di menara tertinggi dan dipaksa untuk menyaksikan sendiri keturunannya suatu saat akan hancur akibat kutukan Morgoth.  Hurin pun tidak kembali ke negerinya, dan tidak ada seorang pun yang berhasil kembali untuk sekadar memberi kabar. Sesuai pesan Hurin, Morwen, istrinya, mengirim Turin kecil kepada Raja Thingol di Doriath. Morwen yang berkeras menunggu kepulangan suaminya, tetap tinggal di Dor-lomin. Selain itu dia juga sedang hamil.  Turin diterima di Doriath dan tinggal di sana hingga dewasa. Suatu hari, dia dihina oleh seorang elf yang iri padanya bernama Saeros. Turin yang tumbuh menjadi pemuda kuat dan berani memburu Saeros hingga tidak sengaja Saeros jatuh ke sungai dan meninggal. Turin pun kabur dari Doriath.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun