"Siap".
"Ijin Kapten";
"Ya?"
"Boleh saya lihat jumlah bubuk mesiu yang kita miliki?"
"Ayo, ada di sana", seraya melangkah menuju sebuah bangunan yang berada di tepi jalan yang mengarah ke Rengas Dengklok. Prapto pun mengikuti langkah Kapten Hasibuan.
Setelah melihat jumlah bubuk mesiu yang cukup memadai, berikut kertas pembungkus, tali hingga sumbu.
"Ijin Kapten, sepertinya kita bisa melaksanakan rencana tadi".
"Bubuk-bubuk mesiu ini sangat memadai".
"Satu lagi letnan", sambil berujar, Kapten Sulaiman membuka terpal dan dibawahnya terdapat 6 pucuk senapan mesin milik Tentara Kekaisaran Jepang dengan amunisi sekitar 4 kotak.
"Kapten ... !" mata Prapto berbinar
"Jika kita berhasil memecah kekuatan mereka, berbekal senapan mesin ini, kita ...",