Mengapa mereka membawa kucing-kucing dalam kandang itu ke halaman rumah kosong?
Aku awalnya tak tahu keberadaan akan kucing-kucing itu. Hanya aku sering mendengar suara meongan kucing yang memelas.
Setiap mendengar meongan itu kupingku langsung waspada. Apakah ada kucing-kucingku yang sedang mengalami masalah?
Rupanya kucingku baik-baik saja. Mereka asyik bergelimpangan di teras setelah kenyang. Ada juga yang asyik memporak-porandakan kebun kecil di teras.
Akhirnya aku tahu dari mana asal suara meongan  yang memelas itu. Astaga itu dari kandang-kandang kucing yang ditaruh di halaman rumah.
Setahuku rumah itu sudah kosong dua tahunan. Atau mungkin lebih. Rumah itu dijual dan belum laku-laku. Mungkin karena rumahnya terlalu besar atau harga jualnya yang kemahalan.
Terdengar desas-desus rumah itu angker. Ada penghuninya dalam wujud serem. Mungkin hantu di seberang rumah tersebut yang juga rumah kosong pindah ke sana. Entahlah.
Awalnya aku tak paham mengapa mereka menaruh kucing-kucing itu dalam kandang di halaman rumah mereka. Hanya yang membuatku geram, kucing itu jarang diberi makan. Hanya ditengok sesekali dalam seminggu.
Kemudian entah bagaimana salah satu kucing itu kabur. Rahasia mereka tak sengaja ketahuan. Mereka menaruh banyak kucing di rumah kosong dengan tujuan mengusir sosok seram di rumah.
Duh mereka jadi tumbal ya? Tumbal kucing? Astaga kasihan.
Aku sendiri punya banyak kucing dan merasa senang ditemani mereka. Kanan kiriku rumah kosong. Alhasil aku merasa punya kawan. Namun, aku tak pernah ada maksud menjadikan mereka pengusir hantu.
Hei energi mengusir hawa negatif itu besar. Mereka harus berkorban dan mengeluarkan energi besar untuk menjaga energi negatif itu tidak mengganggu. Biarkan mereka melakukan secara sukarela.
Bukan hanya aku yang geram. Tetangga lainnya yang tahu tujuan mereka juga merasa tak senang.
Akhirnya para kucing itu lolos dari kandang. Kuhitung jumlahnya banyak. Ada empat kucing dewasa. Satunya beranak hingga tujuh ekor. Astaga.
Karena jarang diberi makan akhirnya kucing tersebut mengemis kelaparan. Mereka mencari suaka. Melihat halaman rumahku yang banyak kucing berjemur santai mereka pun pindah. Pernah kesebelasnya main ke rumah. Waduh.
Kini anak kucing itu tak ada yang selamat. Aku memakamkan tiga di antaranya. Kasihan. Sementara empat kucing dewasa lainnya sudah dengan santainya lalu lalang ke rumah membuat kucing-kucingku keheranan dan kesal.
Tumbal kucing? Aku tak menyangka praktik itu ada. Itu kejam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI